Ketua MPR: Pemimpin Harus Jaga Lidah
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan menyampaikan materi dalam seminar kemahasiswaan terkait pendidikan berkarakter dan bela negara di Politeknik Manufaktur Negeri (Polman) Bandung, Selasa (1/11). Dalam penyampaian materinya, Zulkifli sempat menyinggung karakter pemimpin di tengah negeri yang memiliki keragaman budaya dan masyarakat seperti Indonesia.
Zulkifli mengatakan pemimpin harus mampu menjaga tutur katanya di depan publik. Agar tidak menyinggung banyak pihak dan melahirkan protes di sana-sini.
"Kalau ada pemimpin yang ngomongnya melahirkan demo besar-besaran, maka dia belum pancasilais. Karena namanya demokrasi tentu memang banyak perbedaan," kata Zulkifli di depan para mahasiswa.
Menurut Zulkifli, pemimpin harus menghormati satu sama lain. Meskipun pandangan atau pendapatnya berbeda dengan yang lainnya. Hal ini dikatakannya sebagai bagian dari Bhineka Tunggal Ika dan NKRI yang menjadi pedoman bangsa Indonesia.
"Kita sudah sepakat 71 tahun lalu Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Makanya jaga para pemimpin nih, lidah dijaga. Kita mesti hormat-menghormati satu sama lain. Mesti respek menghargai karena kita begitu berbhinekanya begitu beragamnya," tutur Zulkifli.
Ia menilai pemilihan kepala daerah (Pilkada) menjadi rutinitas biasa tiap lima tahun sekali. Karenanya sudah bukan lagi saatnya memainkan isu SARA untuk mencari simpatik.
Justru pemimpin yang baik dinilai Zulkifli adalah yang mampu menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keragaman. Jikalau ada perbedaan maka harus dimusyawarahkan untuk mencapai mufakat.