Ketua MPR: Ulama Selalu Bela NKRI

republika/amri
Ketua MPR Zulkifli Hasan.
Rep: Amri Amrullah Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan kembali memaparkan peran ummat Islam dalam sejarah perjuangan bangsa dalam Rapat Koordinasi Nasional Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI. Zulkifli menegaskan, pada masa perjuangan, para ulama memimpin perlawanan melawan penjajah.

Ia mengatakan, ketika Indonesia hendak kembali dijajah bangsa asing, ulama besar KH Hasyim Ashary mengeluarkan fatwa jihad. "Keluar Resolusi Jihad untuk mempertahankan Indonesia," ujarnya di Rakornas ini dilaksanakan di Hotel Santika, TMII, Senin (8/5).

Dalam perjuangan itu, para santri dan pejuang memekikan takbir. Menurutnya takbir merupakan penyemangat dan inspirasi kemerdekaan. "Allahu Akbar pekikan semangat bangsa Indonesia," ucapnya.

Namun Zulkifli Hasan saat ini menyayangkan ummat Islam distigmakan dengan hal-hal yang buruk, seperti kelompok radikal dan terorisme serta tidak toleran. Ia percaya, kemenangan pasangan Anis-Sandi dalam Pilkada Jakarta bukan kemenangan Islam radikal.

"Sebaliknya, Kemenangan Anies Sandi adalah kemenangan Demokrasi," kata Zulkifli.

Pada peserta rapat yang datang dari seluruh Indonesia, Zulkifli Hasan mengungkapkan Pancasila tidak boleh diterjemahkan sesuai selera masing-masing, apalagi untuk menstigma Islam dan Ulama

"Kembali pada sejarah, justru Ulama selalu bela NKRI, jaga Pancasila. Jangan dibolak balik," ujarnya lagi.

Bila ormas yang anti Pancasila ingin dibubarkan, Zulkifli Hasan mengingatkan bahwa sebagai negara hukum maka tuduhan itu harus dibuktikan di pengadilan. "Kalau membubarkan ormas harus ada prosedur hukum yang harus dilewati," tegasnya.

Zulkifli Hasan mengatakan kalau Pancasila menjadi perilaku keseharian masyarakat maka bangsa ini akan utuh dan menjadi bangsa yang maju.  Hadir bersama Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua MUI KH Ma'ruf Amin, Wakapolri Syafruddin dan Perwakilan MUI dari seluruh Indonesia.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler