GPIB Andil Jaga Toleransi di Indonesia
Yogyakarta dianggap sebagai miniatur kota yang penuh toleransi.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gerakan Pemuda (GP) Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) ke-68 memilih Yogyakarta sebagai tempat pertemuan guna menyerukan perdamaian, toleransi dengan mengunjungi tempat ibadah semua agama. Pertemuan tersebut dihadiri 250 peserta perwakilan dari 26 Propinsi se-Indonesia.
Para peserta akan mengikuti beberapa kegiatan pengayaan dan pembahasan materi tentang peran pemuda gereja dalam masyarakat, perpolitikan, sosial, toleransi, hingga topik kekinian yakni bijak bermedsos.
Anggota DPD RI Perwakilan D.I. Yogyakarta GKR. Hemas yang memberikan sambutan dalam pertemuan tersebut mengatakan dengan mengusung tema Spiritual Journey of Unity in Diversity, Gerakan Pemuda GPIB ingin berkontribusi dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. "Pihak manapun yang ingin berperan dalam menjaga persatuan dan menciptakan perdamaian serta toleransi di tanah air harus didukung," kata GKRHemas, Senin (27/8).
Menurut dia, kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan semua komponen bangsa. Keragaman tidak bisa ditolak karena merupakan identitas bangsa. Perbedaan merupakan anugerah untuk saling melengkapi dan menguatkan.
"Kesatuan Indonesia tercipta karena keikhlasan dan keinginan dari berbagai daerah-daerah, suku, agama, dan golongan untuk mendiami satu rumah Indonesia yang diramu dengan cerdas dan mendalam oleh pendiri bangsa menjadi sebuah dasar negara, Pancasila," ucapnya.
Agenda kegiatan juga diisi dengan kunjungan ke komunitas agama lain. Peserta akan mengunjungi Masjid, Pesantren, Pura, Vihara, dan tempat penghayat kepercayaan lain seperti Khong Hu Cu di Yogyakarta. Dia berharap ajang ini menjadi sarana silaturahmi dengan pemeluk agama lain dapat menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi yang baik guna eksistensi Indonesia yang aman, damai, dan penuh toleransi.