Bea Cukai Bandara Bali Siapkan Delapan Jalur Khusus IMF
Jalur khsusu disiapkan agar tak menggangu 18 ribu penumpang umum yang biasa ke Bali.
REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, telah menyiapkan delapan jalur khusus untuk delegasi VIP dan non-VIP yang menghadiri Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB). Jalur khusus ini kami persiapkan mengingat Bali akan menjadi tuan rumah pertemuan IMF-WB pada 8-14 Oktober 2018.
"Guna mempermudah pemeriksaan petugas kami d ilapangan dan tidak terlalu krodit," kata Kepala Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB, NTT, Syarif Hidayat, di Kuta, Badung, Bali, Kamis (4/10).
Untuk delegasi VVIP atau Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara di dunia dan pimpinan tertinggi IMF-WB maupun pimpinan ASEAN yang hadir ke Bali itu, mereka mendapat prioritas lain dalam jalur masuknya yang ditangani Kementerian Luar Negeri dengan protokol negara. "Untuk delegasi VVIP ini membawa pesawat kenegaraannya dan langsung disambut jajaran kementerian dan Polda Bali yang langsung menuju lokasi pertemuan," katanya.
Pihaknya mengakui, dengan kedatangan delegasi IMF-WB ini memang akan terjadi lonjakan kedatangan di Bandara Ngurah Rai Bali pada H-3, Jumat (5/10), H-2 Sabtu (6/10) dan H-1 Ahad (7/10) menjelang IMF-WB. Hal ini sudah diantisipasi dengan menyiapkan tambahan lima jalur biasa dan empat jalur elektronik paspor, sehingga diharapkan dengan adanya upaya ini tidak mengganggu 18 ribu penumpang yang biasanya datang ke Bali.
Dalam pelaksanaannya nanti, lanjut Hidayat, juga ada professional conference organizer dan LO yang akan memandu para delegasi VIP saat tiba di Bandara Ngurah Rai. Untuk custom protectio kedatangan orang asing di Bandara Ngurah Rai nanti, tegas Syarif, bahwa para peserta IMF-WB yang datang ini sudah betul-betul terakreditasi dari negaranya.
"Mereka adalah orang terpercaya, sehingga kami meyakini para delegasi ini tidak akan mengorbankan jabatanya untuk melakukan hal sepele yakni membawa obat terlarang," ujarnya.