Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Lewat Kejuaraan Menembak
MPR RI mengajak seluruh elemen bangsa merenungi perjalanan 22 tahun reformasi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo kembali menorehkan sejarah dalam penyelenggaraan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Setelah sebelumnya sukses melibatkan komunitas motor melalui Riding Kebangsaan dan Cerdas Cermat Empat Pilar MPR RI, kini sosialisasi dilakukan dengan melibatkan para pecinta olahraga menembak melalui Kejuaraan Tembak Reaksi 'Legislator Championship 2020' memperebutkan Piala Ketua MPR RI.
"Melalui kejuaraan ini, MPR RI sekaligus mengajak seluruh elemen bangsa merenungi perjalanan 22 tahun reformasi. Tidak ada yang salah dengan reformasi, namun bukan berarti kita boleh berpuas diri dan tak melalukan evaluasi perbaikan. Karena memperbaiki kehidupan bangsa merupakan upaya berkelanjutan yang tak boleh berhenti di tengah jalan," ujar Bambang saat membuka acara puncak Kejuaraan Tembak Reaksi IPSC Level III Legislator Championship 2020, di lapangan tembak Senayan, Sabtu (7/3).
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menjelaskan, pasca bergulirnya Reformasi 1998, tafsir Pancasila seperti dilepaskan ke pasar bebas. Hal ini ditandai dengan dihapusnya TAP MPR RI No.II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), dibubarkannya Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7), serta dihapusnya mata pelajaran Pancasila sebagai mata pelajaran pokok di sekolah dan perguruan tinggi.
"Sehingga negara tak punya kuasa untuk hadir membina anak bangsa agar mempunyai mental ideologi Pancasila. Akibatnya sungguh mencekam. Survei Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarief Hidayatullah Jakarta pada tahun 2018 melaporkan 63 persen guru memiliki opini intoleran terhadap agama lain, Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu menuturkan 3 persen anggota TNI terpapar ekstrimisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di tahun 2018 mencatat 7 kampus terpapar ekstrimisme agama, 36.5 persen mahasiswa kampus islam setuju khilafah berdasarkan survei Cisfrom 2018, dan 19.4 persen PNS tidak setuju Pancasila sebagaimana temuan Alvara 2018," jelas Bambang.
Mengisi kekosongan peran negara dalam membentuk dan membina mental ideologi bangsa itulah, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menuturkan jasa yang ditorehkan Ketua MPR RI 2009-2014 (alm) Taufik Kiemas sebagai pencetus Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Tak salah jika MPR RI bermaksud memberikan anugerah Bapak Empat Pilar kepada yang bersangkutan.
"Pendekatan sosialisasi yang dilakukan MPR RI selalu berbeda terhadap satu segmen masyarakat dengan segmen lainnya. MPR RI senantiasa dituntut kreatif dan inovatif, sehingga tak monoton melakukan sosialisai hanya dalam bentuk ceramah maupun seminar. Sebagaimana ditunjukan hari ini melalui kejuaraan tembak reaksi," kata Bambang.
Sebagai Penasihat PB PERBAKIN, Bambang memaparkan penyelenggaraan kejuaraan ini sekaligus menjadi wujud nyata dukungan moral MPR RI bagi kemajuan cabang olahraga menembak, yang selama ini memang telah menunjukkan prestasi membanggakan. Seperti di ajang kejuaraan internasional SEA Games 2019 di Filipina, Indonesia tampil sebagai juara umum.
"Di tahun yang sama, Kontingen TNI Angkatan Darat juga menorehkan prestasi gemilang sebagai juara umum untuk ke-12 kalinya secara beruntun di ajang kejuaraan menembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2019. Yang lebih membanggakan, kontingen Indonesia menggunakan senjata produksi dalam negeri, yakni PT Pindad. Event ini dapat menjadi ajang promosi sekaligus pembuktian kepada dunia internasional, bahwa kemampuan produksi persenjataan Indonesia sangat bisa diandalkan," kata Bambang.
Ketua DPR RI 2014-2019 ini menambahkan, penyelenggaraan ajang kejuaran seperti ini menjadi penting, untuk menyediakan ruang dan kesempatan bagi atlit dan pecinta olahraga menembak untuk mengasah kemampuan dan meningkatkan performa mereka. Pada banyak momen dan kesempatan, kehadiran atlit yang berprestrasi, khususnya di level internasional, tidak dapat dibantah telah meningkatkan citra Indonesia di mata dunia.
"Motivasi utama para atlit yang berjuang keras mengukir prestasi di ajang kompetisi internasional, didorong oleh rasa cinta tanah air yang mendalam. Rasa cinta tanah air adalah nilai kebangsaan yang terus menerus digelorakan oleh MPR RI melalui Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk negara. Dan, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara," kata Bambang.