Penurunan Ekspor Impor Pengaruhi Target Bea Masuk Bali Nusra

Target penerimaan bea masuk saat ini mengalami penurunan 12,5 persen

bea cukai
Aktivitas ekspor impor (ilustrasi).
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Staf Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat, Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai I Putu Yudhistira mengatakan target penerimaan bea masuk, saat ini mengalami penurunan mencapai 12,5 persen. Selain itu, penurunan juga terjadi pada kegiatan ekspor impor Bea Cukai Bali, NTT, NTB selama Covid-19.

"Iya, ada penurunan, soalnya terkait dengan penutupan penerbangan internasional Ngurah Rai beberapa waktu lalu dan ketersediaan sarana pengangkut," kata Putu Yudhistira, saat dikonfirmasi di Denpasar, Senin (28/9).

Ia mengatakan bahwa dampak dari penurunan tersebut berpengaruh terhadap target bea masuk yang ditetapkan. "Jadi kami ada target bea masuk atau impor yang ditetapkan kantor pusat. Dengan adanya penurunan ekspor impor berpengaruh terhadap pencapaian tersebut," katanya.

Yudhistira menjelaskan pada tahun 2020 penurunan untuk bagian penerimaan bea masuk mencapai 12,5 persen. Persentase ini terbilang turun, jika dibandingkan pada tahun 2019."Tahun ini targetnya Rp 200 miliar dan sampai bulan Agustus realisasinya Rp 166 miliar dengan persentase 82,61 persen. Kami yakin, kalau penerimaan negara di Impor tercapai sampai akhir tahun," katanya.

Sedangkan untuk penerimaan negara di bidang ekspor atau bea keluar, dengan target Rp 89 miliar dan realisasinya Rp 160 miliar. Kata dia, bidang bea keluar ini terjadi peningkatan sebesar 126 persen dibandingkan dengan tahun 2019.

Sebelumnya, Kepala BPS Bali, Adi Nugroho menjelaskan untuk kinerja ekspor Bali mengalami peningkatan sebesar 5,38 persen di Bulan Juli 2020. Bila dibandingkan dengan bulan Juni 2020, nilai ekspor tujuan Vietnam tercatat paling tinggi sebesar 751,77 persen. Dengan dominasi produk ekspor berupa produk ikan dan udang.Sedangkan untuk nilai impor Bali dari luar negeri pada bulan Juli 2020, tercatat naik 49,29 persen jika dibandingkan dengan bulan Juni 2020.

"Impor yang berasal dari tiga negara dengan jumlah tertinggi, yaitu Inggris 473,64 persen, Australia 187,46 persen dan Singapura 162,75 persen. Dari ketiganya didominasi naiknya impor produk mesin dan perlengkapan mekanik," kata Adi.

Untuk pengiriman barang ekspor melalui pelabuhan di Bali tercatat sebesar 7,50 persen. "Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan bylan Juni 2020, yang hanya memuat 4,92 persen dari keseluruhan nilai ekspor Bali," jelasnya.

Sedangkan untuk impor barang Provinsi Bali dari luar negeri di bulan Juli 2020 meningkat menjadi 94,05 persen, jika dibandingkan dengan bulan Juni 2020.

Baca Juga





sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler