Bawaslu DIY Diharap Aktif Mengawasi dan Tegas Menindak
Masyarakat diminta tak memilih paslon yang membagi-bagikan uang.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aktivitas Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba, melakukan aksi tunggal di Kantor Bawaslu DIY. Aksi dilakukan menjelang hari pencoblosan pilkada di Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman.
Kamba membawa sembako seperti telur, beras, gula, teh dan wajan mengenakan pakaian adat Yogyakarta (surjan) lurik lengkap dengan blankon. Ini merupakan pesan agar Bawaslu DIY tegas dan lebih serius melakukan penindakan terhadap politik uang.
Kemudian, ia juga meminta Bawaslu tegas menindak penyalahgunaan bantuan sosial (bansos). Termasuk, video tumpukan telur dan wajan penggorengan dengan gambar yang diduga merupakan salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati yang berlaga di Kabupaten Gunungkidul.
Selain itu, ada pembagian bansos bertuliskan Kemensos dari salah satu paslon di Kabupaten Sleman yang marak jelang pencoblosan 9 Desember 2020. Jogja Corruption Watch (JCW) turut memberi pesan kepada masyarakat yang mengikuti pilkada besok.
"Jangan memilih paslon yang membagi-bagikan uang, termasuk memanfaatkan bansos dari Kemensos untuk nafsu kepentingan politik sesaat," kata Kamba yang ditemui jajaran Komisioner Bawaslu DIY, termasuk Ketua Bawaslu DIY, Bagus Sarwono, Selasa (8/12).
Ia mengingatkan, politik uang merupakan perilaku koruptif, yang tidak lain akan melahirkan kepala daerah yang korup. Kamba berpendapat, sudah saatnya masyarakat sadar politik tahun ini untuk tidak memilih paslon yang melakukan politik uang.
"Untuk Bawaslu DIY diharapkan lebih aktif dalam melakukan pengawasan dan lebih tegas dalam penidakan," ujar Kamba.