Kamis 26 Mar 2020 22:36 WIB

Komisi X Respons Relokasi Anggaran Kemendikbud untuk Corona

Anggaran ratusan miliar Kemendikbud dialihkan untuk membantu penanganan pandemi.

Rep: Ali Mansur/ Red: Gita Amanda
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akibat wabah virus Corona atau Covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melakukan realokasi anggaran. Anggaran ratusan miliar Kemendikbud dialihkan untuk membantu penanganan pandemi virus corona di Tanah Air.  Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim melalui video konferensi persnya Selasa (24/3).

Menanggapi hal itu, Wakil ketua komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan saat ini fokus APBN adalah untuk pencegahan dan penganggulangan penyebaran virus Covid-19. Menurutnya, total realokasi anggaran yang diajukan adalah Rp 405 miliar.

"Jumlah itu berasal dari anggaran UN yang tidak jadi dilaksanakan, efisiensi perjalanan dinas, juga program-program lain yang tidak mendesak,” ujar Hetifah saat dihubungi dalam pesan singkatnya, Kamis (26/3).

Lanjut Hetifah, realokasi anggaran tersebut paling besar ditujukan untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas rumah sakit pendidikan. Sekitar Rp 250 miliar ditujukan untuk menyiapkan 13 RS Pendidikan rujukan dan 13 Fakultas Kedokteran menjadi Test Center Covid-19. Juga meningkatkan kapasitas RS Pendidikan untuk menampung dan menangani pasien Covid-19.

Labih lanjut, Hetifah menambahkan, hal itu sangat mendesak untuk dilakukan mengingat jumlah pasien terjangkit yang terus bertambah. Jika rumah sakit pendidikan dapat diberdayakan, tentu dampaknya akan signifikan. "Kita juga upayakan agar kapabilitas SDM RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran bisa ditingkatkan untuk menangani wabah ini,” tutur Hetifah.

Selain untuk Rumah Sakit Pendidikan, realokasi anggaran ini juga ditujukan untuk beberapa pos lainnya. Seperti untuk program edukasi mengenai Covid-19, yang akan dilakukan oleh relawan mahasiswa jurusan kedokteran dan kesehatan. Juga dianggarkan untuk pembelian rapid test kit, dan pengadaan APD serta kebutuhan tenaga medis lainnya.

Selanjutnya, Hetifah menyatakan saat ini seluruh elemen bangsa harus bahu membahu melawan penyebaran virus corona. Maka dengan demikian, jangan ada lagi ego antar lembaga. Semuanya kerja cepat gelontorkan anggaran untuk program penanganan Covid-19, ini fokus kita sebagai sebuah bangsa.

"Segera kami Komisi X akan agendakan Raker untuk membahas dan memutuskan usulan realokasi anggaran yang diajukan Mendikbud. Saya sangat mendukung untuk realokasi anggaran ini segera disahkan,” terang Hetifah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement