REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ada tren terbaru di kalangan pengguna media sosial (medsos) Amerika Serikat (AS) belakangan ini. Mereka membagikan foto semasa sekolah menengah sebagai solidaritas di tengah karantina mandiri menghadapi pandemi virus corona baru (Covid-19).
Organisasi nirlaba, The Better Business Bureau (BBB) mengatakan, tren tersebut sekilas terlihat menyenangkan dan tidak berbahaya. Namun, warganet disarankan berpikir dua kali sebelum membagikan foto masa lalu secara daring.
Dilansir di Clickorlando.com, Rabu (15/4), BBB menyebut peretas yang aktif berselancar melalui situs media sosial akan melihat unggahan-unggahan dengan tagar #ClassOf2020 itu. Tagar itu tentu memuat nama, tempat sekolah, dan tahun kelulusan Anda.
BBB mengingatkan warganet berhati-hati mengikuti tren di medsos, termasuk membagikan daftar mobil pribadi, atlet favorit, acara televisi favorit, dan lainnya. Alasannya, info-info itu adalah kata sandi yang sering digunakan dalam pertanyaan keamaan.
"Jika pengaturan privasi media sosial tidak tinggi, Anda bisa memberikan informasi berharga bagi siapa saja untuk digunakan," ujar BBB dalam keterangannya.
BBB memberikan kiat-kiat membuat Anda tetap aman di medsos. Pertama, tahan godaan untuk terus mengikuti setiap tren di medsos. Meskipun senang melihat unggahan orang lain, tetapi lebih baik Anda tidak mengikuti tren itu.
Kedua, tinjau pengaturan keamanan Anda. Periksa pengaturan keamanan di semua platform medsos untuk melihat apa yang Anda bagikan, serta dengan siapa Anda berbagi?
Ketiga, ubah pertanyaan atau pengaturan keamanan. Jika ragu tentang sesuatu yang Anda bagikan, Anda bisa saja membuka jalan terhadap penipuan. Karena itu, ubah dan tinjau pengaturan keamanan untuk perbankan dan situs web lainnya.