REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apple Inc banting harga iPhone 11 demi meraih pangsa pasar di China. Potongan harga diberikan juga untuk mendorong penjualan ponsel setelah pandemik virus corona.
Dikutip dari Reuters, Rabu (29/4), China menyumbang sekitar 15 persen bagi pendapatan Apple. Perusahaan yang berbasis di Cupertino ini juga harus menutup toko di Amerika Serikat dan Eropa karena pandemik COVID-19. Sementara itu, Apple sudah membuka seluruh toko di China hingga saat ini.
Data industri ponsel di China menunjukkan pasar membaik secara cepat setelah wabah berlalu di negara tersebut. Penjualan iPhone di China melonjak 21 persen pada Maret lalu, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan pada Maret berjumlah tiga kali lipat dibandingkan pada Februari.
Awal April, beberapa toko ritel di China memberi diskon hingga 18 persen untuk iPhone 11. Apple juga diramalkan mendapat angin segar di negara tersebut lewat iPhone SE yang baru saja diluncurkan.
Analis industri ponsel dari firma Canalys, Nicole Peng, menilai iPhone SE yang berharga murah tersebut bisa menarik para pemakai iPhone lama untuk membeli ponsel baru. Meskipun kondisi ekonomi sedang lemah.
"Orang menghindari ketidakpastian saat kondisi (ekonomi) lemah. Merk seperti Apple yang bisa menunjukkan kualitas sehingga orang tidak begitu khawatir ponsel akan rusak atau layanan purna jual akan menarik bagi pembeli," kata Peng.
Analis dari Evercore, Amit Daryanani, berpendapat Apple bisa mendapatkan posisi yang bagus karena meluncurkan ponsel yang harganya terjangkau saat ekonomi lemah akibat pandemi. Peluncuran iPhone SE juga menunjukkan rantai pasokan Apple kembali pulih setelah manufaktur harus ditutup selama beberapa pekan.