Senin 31 Aug 2020 16:08 WIB

Subsidi Kuota Internet, Kemendikbud: Masih Finalisasi

Subsidi kuota internet bagi sekolah/perguruan tinggi rencananya mulai September 2020.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah siswa melakukan pembelajaran secara online atau daring.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah siswa melakukan pembelajaran secara online atau daring.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih melakukan finalisasi teknis terkait pemberian subsidi kuota internet bagi sekolah dan perguruan tinggi. Rencananya, subsidi kuota akan diberikan mulai pada September 2020.

"Mekanisme teknisnya masih dalam finalisasi," kata Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Kemendikbud, Evy Mulyani pada Republika.co.id, Senin (31/8).

Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim dalam Webinar Sistem Pendidikan di Tengah Pandemi Covid, yang disiarkan Ahad (30/8) malam meminta agar masyarakat menunggu teknis pemberian kuota tersebut. Saat ini, Kemendikbud bersama dinas di daerah melakukan data entry.

"Saya tahu deadline-nya sangat sulit, tapi saya pasti, sudah kami pastikan akan ada cukup waktu dan akan selalu ada waktu untuk melakukan perbaikan ke depannya," kata Nadiem menegaskan.

Ia mendorong agar seluruh dinas dan kepala sekolah segera menyelesaikan pendataan siswa dan guru yang berhak menerima subsidi ini. Setelah itu, data tersebut segera dimasukkan di data pokok pendidikan (dapodik) untuk ditindaklanjuti.

Nadiem menambahkan, tanggung jawab akurasi data ada di masing-masing kepala sekolah. Ia meminta agar kepala sekolah di seluruh Indonesia memastikan agar orang tua siswa memberikan data yang akurat sehingga bantuan subsidi ini bisa tepat sasaran.

"Tugas berat kepala sekolah yang bertanggung jawab memastikan data itu dan masuk ke dapodik. Tolong secepatnya. Mohon bantuan kepala dinas dan pemerintah daerah untuk bisa mendorong," kata dia lagi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement