REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ruang lingkup informasi yang berkembang tanpa batas menuntut evolusi aktivitas kehumasan atau public relations (PR) untuk menyesuaikan diri agar mampu menjawab tantangan. Pekerjaan PR menjadi kian strategis bagi manajemen organisasi dalam memberikan masukan untuk menentukan kebijakan organisasi. Karena itu dibutuhkan sarjana PR yang mampu menyesuaikan diri dengan berubahan zaman.
"Karakter lulusan PR yang dibutuhkan harus mengarah kepada antisipatif, analisis, dan mitigasi,” kata Budi Rizanto Binol, Co Founder Kinanti Consultant, dalam Workshop Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jumat (23/10).
Untuk menunjang hal tersebut, diperlukan kemampuan komunikasi yang baik. Antara lain meliputi kemampuan menulis, menjelaskan masalah dengan baik, menganalisis masalah, penampilan, rasa percaya diri, kemampuan berbicara di depan publik, riset, dan lainnya.
Bahkan, saat ini menurutnya, profesi PR khususnya konsultan PR juga telah berkembang mengarah kepada spesialisasi. Pada konsultan PR, misalnya, lobbying, networking, dan analytical harus beririsan dengan penerapan kurikulum PR. Semua itu berkembang mengikuti perubahan pasar yang bersifat dinamis. Bagi mahasiswa yang hendak magang di konsultan PR sebelum magang harus mengikuti seleksi khusus. Selain itu, peminatan mahasiswa akan dipertajam. "Bila menjadi PR kita latih supaya bisa membuat pres release dalam waktu cepat, kemampuan menulis, lobby, memahami media sosial, membaca artikel," kata Budi.