Sabtu 05 Dec 2020 05:38 WIB

Kiat Bisnis Keluarga Bertahan di Masa Pandemi

Empat komponen utama yang menjadi determinan dalam berlangsungnya bisnis keluarga

.CEO Daya Qarsa, Apung Sumengkar, menilai menyelamatkan bisnis keluarga sangat vital, khususnya di era pandemi.
Foto: istimewa
.CEO Daya Qarsa, Apung Sumengkar, menilai menyelamatkan bisnis keluarga sangat vital, khususnya di era pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahukah Anda, bisnis keluarga atau bisnis yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh sebuah keluarga ternyata berjumlah 95 persen dari total perusahaan di Indonesia. Data yang dirilis oleh firma audit asal AS Pricewaterhouse Coopers (PwC) beberapa tahun silam itu membuka mata  pengaruh bisnis keluarga di Indonesia sangat besar. Dengan jumlah pekerja mencapai jutaan orang bisa jadi efek domino bisnis keluarga dapat menghidupi hingga puluhan bahkan ratusan juta orang di Indonesia. 

CEO Daya Qarsa, Apung Sumengkar, menilai menyelamatkan bisnis keluarga sangat vital, khususnya di era pandemi. "Bisnis keluarga inilah wajah dari legacy, budaya Indonesia. Sebuah bisnis yang mengedepankan nilai-nilai keluhuran keluarga, namun sekaligus menempatkan profesionalisme sebagai ujung tombak kemajuan bisnisnya, tahun demi tahun,” ujar Apung, konsultan transformasi bisnis holistic. 

Lembaga Small Business Administration Survey di Amerika Serikat pernah mengungkapkan, lebih dari 70 persen bisnis keluarga tidak dapat bertahan melewati generasi kedua. Lebih mengenaskan, 8 persen diantaranya tidak dapat melewati hingga generasi ketiga karena berbagai alasan.

Pihaknya mengidentifikasi empat komponen utama yang menjadi determinan dalam keberlangsungan bisnis keluarga. Pertama, aspek Family, Ownership, Wealth Management, terakhir Business Portfolio  dan Governance.  Pria yang telah berkarier lebih dari 15 tahun di sejumlah lembaga konsultan ternama ini mengupas aspek yang teramat penting, yakni new business and innovation development. Ini merupakan turunan elemen Business Portfolio and Governance. “Inovasi inilah yang membedakan antara yang bertahan dengan yang terlindas zaman, antara pemenang dengan pecundang," katanya. 

Tak heran, Bapak Manajemen Modern, Peter Drucker mengumandangkan dengan tegas, innovate or die, berinovasi atau mati,” jelas Apung yang menempuh pendidikan S-1 Teknik Industri di Universitas Indonesia, MBA Manajemen Strategis di RSM Erasmus University, Belanda, dan kandidat PhD Manajemen Strategis Universitas Indonesia. 

Secara garis  besar dikenal tiga jenis inovasi. Yakni, sustaining innovations, berupa inovasi berkala dan bertahap yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanannya. Kedua, efficiency innovations, inovasi yang dilakukan demi meningkatkan efisensi dalam proses bisnis demi menghemat beragam biaya. Ketiga market-creating innovations, inovasi dalam ide, produk dan model bisnis yang menciptakan pasar baru dan bahkan jenis pekerjaan baru. 

Sejumlah perusahaan keluarga di Indonesia telah melakukan inovasi demi menyelamatkan bisnisnya di masa pandemi ini. Di antaranya PT Sri Rejeki Isman Tbk atau yang lebih dikenal dengan Sritex. Kampiun produsen tekstil di Sukoharjo, Jawa Tengah ini telah merilis masker kain non medis yang segera saja menjadi best seller di pasar. Disusul dengan merilis pakaian alat pelindung diri berstandard medis yang sangat dibutuhkan tenaga kesehatan dan kemudian jaket pria dan wanita berbahan antimikrobial yang mampu menahan bakteri, virus dan organisme lainnya. 

Mereka yang bergerak di bidang kosmetika pun telah berinovasi dengan merilis produk hand sanitizer yang sangat dibutuhkan pasar. Ada pula pengusaha hotel ketika PSBB kemarin yang mengubah propertinya menjadi tempat karantina untuk tenaga kesehatan maupun para pemudik yang hendak kembali ke kampung halamannya. Untuk melakukan inovasi, perusahaan harus memahami berbagai jenis inovasi disruptif (teknologi, budaya konsumen, model bisnis dan lainnya) karena pemahaman tersebut  merupakan faktor utama yang akan menyelamatkan perusahaan keluarga dalam menghadapi krisis Covid-19.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement