REPUBLIKA.CO.ID, Redaksi akan menayangkan tanya jawab seputar kebencanaan bersama Bapak Berton Suar Panjaitan, SKM., MHM, Ph.D, selalu Kepala Pusat Diklat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pertanyaan bisa disampaikan melalui alamat email: [email protected].
Pertanyaan dari Indah Saptaningtyas Asih
1. Beberapa waktu yang lalu, banyak muncul di medsos dan di pemberitaan, bahwa ada potensi Sesar Lembang aktif dan berpotensi mengakibatkan Mega Thrust. Bagaimana prediksi terbarunya?
2. Apakah sudah ada semacam studi atau penelitian yang detil, sehingga bisa diketahui setidaknya prediksi-prediksi terkait Mega Thrust ini? Apakah diprediksi dampaknya bisa sampai jauh, sampai ke Purwakarta misalnya?
Nama : Indah Saptaningtyas Asih
Alamat : Perum Dian Anyar Blok D4 No 10, Purwakarta.
Jawaban:
Untuk Ibu Indah Saptaningstyas di Purwakarta saya mencoba menjawab kedua pertanyaan Ibu sekaligus.
Iya medsos sekarang banyak yang memberitakan apa saja termasuk potensi bencana yang dapat terjadi di suatu wilayah. Sehingga kita perlu berhati-hati untuk memilah-milah informasi yang benar, agar kita tidak salah dalam mengartikan dan bertindak akibat informasi tersebut.
Sebenarnya banyak para ahli telah menulis terkait potensi bencana Sesar Lembang. Sesar Lembang berada di Kawasan Cekungan Bandung telah menjadi Kawasan Perkotaan dan bahkan Metropolitan.
Informasi berikut berasal dari berbagai sumber yang saya kutip. Sesar Lembang merupakan sebuah patahan geser aktif sepanjang antara 20 hingga 27 km yang membentang dari daerah Padalarang, kemudian melewati Ngamprah, Cihideung, Lembang, dan Bukit Batu Lonceng (Cimenyan).
Sedangkan di bagian timur melewati Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, hingga Kabupaten Bandung. Ada juga ahli yang mengatakan bahwa panjangnya hingga 29 km. Berbagai hasil kajian menyebutkan bahwa pergeseran Sesar Lembang sekitar 3,0 sampai 5,5 mm/tahun yang mampu memicu gempa hingga mencapai kekuatan maksimal 6,8 skala richter (SR).
Ahli lain menyebutkan bahwa periode gempa yang bersumber dari Sesar Lembang ada di antara waktu 170 tahun hingga 670 tahun. Namun demikian, belum ada ahli dan alat yang dapat mengetahui pasti kapan gempa dari Sesar Lembang akan terjadi. Sehingga warga yang ada di Bandung Raya perlu senantiasa melakukan kesiapsiagaan bencana akibat potensi gempa besar.
Melakukan pembangunan harus memenuhi standar konstruksi untuk wilayah rawan gempa. Simulasi dan sosialisasi perlu dilakukan di semua level masyarakat seperti desa, sekolah perkantoran dan lain-lain.