REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Retno Listyarti menilai pentingnya peran orang tua dalam mencegah kecanduan gawai pada anak. Pernyataan ini ia sampaikan berkaitan makin banyak anak yang kecanduan gawai, termasuk tidak sedikit anak harus memperoleh perawatan medis.
"Pengawasan orangtua yang lemah menjadi pintu masuk anak kecanduan game online maupun pornografi," kata Retno saat dikonfirmasi, Ahad (21/3).
Retno menilai peran orang tua dibutuhkan untuk memberi aturan mengenai pembatasan anak menggunakan gawai. Sebab, jika tidak ada pengawasan, anak bisa menggunakan gawai sesukanya yang menyebabkan ketergantungan
Retno mengakui, apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 semakin meningkatkan kecanduan pada anak dan berimplikasi pada pendidikan. "Tanpa aturan main, anak bermain game online sesukanya sampai pagi dan baru jelang subuh tertidur, akibatnya saat PJJ tidak pernah mengikuti," kata Retno.
Ia mengungkap, KPAI memang tidak menerima aduan dari orang tua yang anaknya kecanduan dengan gawai. Namun, Retno secara pribadi mencatat kasus-kasus yang berkaitan kecanduan gawai pada anak pada 2021 ini.
"Beberapa data diperoleh saat pengawasan tanpa disengaja, karena tujuan utama adalah pengawasan penyiapan sekolah tatap muka di satuan pendidikan," katanya.
Adapun, data kasus yang ia temukan diantaranya :
- Rumah Sakit jiwa (RSJ) Cisarua merawat 14 anak karena kecanduan game online dan pornografi (rawat jalan) dan ada juga yang rawat inap karena kecanduan gadget.
- Salah satu kecamatan di wilayah Jakarta Pusat ditemukan 98 anak mengalami kecanduan game online dan 15 anak di antaranya Rawat Jalan di RSJ Grogol, Jakarta.
- Dua siswa kelas 7 SMP di Kota Cimahi berhenti sekolah sementara selama satu tahun kedepan karena harus menjalani perawatan dan pemulihan akibat kecanduan game online.