Oleh : Dwi Murdaningsih*

REPUBLIKA.CO.ID, Kemajuan teknologi membuat pengasuhan anak semakin menantang. Kita tahu bahwa teknologi adalah sebuah alat yang akan bermanfaat jika digunakan dengan benar dan akan melukai jika digunakan secara tidak tepat, sama seperti pisau.

Belakangan, kasus kecanduan gadget yang dialami anak-anak kembali menjadi perhatian. Tercatat, di Rumah sakit Jiwa di Cisarua Provinsi Jawa barat ada ratusan anak yang ditangani akibat kecanduan ponsel. Di antara mereka kecanduan gim online dan kecanduan mengakses konten internet lainnya seperti youtube.

Kasus kecanduan gadget yang dialami anak-anak tentu membuat kita sedih. Di tengah pandemi ini dimana akses terhadap permainan outdoor semakin terbatas maka umumnya anak akan cenderung hanya bermain di rumah. Jika permainan di rumah dirasa membosankan, akan menghabiskan waktunya untuk bermain game atau menggunakan gadget.

Pada tahun 2018 WHO memasukkan kecanduan game sebagai salah satu masalah kesehatan di dunia. Perlu dicatat, masalah kesehatan tidak hanya fisik namun juga mental. Gangguan kesehatan ini atau gaming disorder ini didefinisikan sebagai perilaku tidak terkontrol, dimana seorang pemain tidak dapat berhenti bermain meskipun itu berdampak negatif terhadap kehidupan dan kesehatan mereka.

Orang tua, keluarga dan lingkungan berperan penting mengatasi masalah ini. Penulis bukan orang yang anti-gadget.  Menurut penulis, gadget boleh saja diberikan kepada anak, asal porsinya diatur dengan benar.

Selagi masih anak-anak, menurut penulis sudah semestinya otoritas gadget berada sepenuhnya di tangah...

Baca juga : 7 Film Netflix dengan Rating Tinggi di Rotten Tomatoes

Ikuti Whatsapp Channel Republika