REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 150 dosen dari berbagai perguruan tinggi dan praktisi mengikuti webinar bertajuk Aplikasi Riset dalam Dunia Komunikasi, Humaniora, dan Teknologi, Kamis (22/4). Webminar itu juga menjadi acara peluncuran berdirinya ARCHIE (The Association of Researcher in Communication, Humanities, Information System and Engineering), asosiasi yang mewadahi para peneliti dari berbagai bidang ilmu bertukar pikiran dan bekerja sama.
“Webinar ini bertujuan untuk membuka ruang diskusi tentang penerapan riset-riset multi disiplin dan interdisiplin di sektor publik maupun privat. Nantinya hasil riset bisa dimanfaatkan oleh publik," kata Ketua dan pendiri ARCHIE , Dr Ulani Yunus yang juga menjadi keynote speaker dalam webminar tersebut.
Selain Dr Ulani dari Binus University, webinar ini juga menghadirkan sejumlah narasumber. Antara lain Dr Tatang Mutaqin dari Bappenas, Dr Eng Rando Tungga Dewa dari Universitas Pertahanan serta Dr Arif Budi Wurianto dari UMM.
ARCHIE berdiri sebagai jawaban atas kebutuhan akademisi dan peneliti untuk berafiliasi dengan komunitas internasional dalam menjawab berbagai persoalan, baik persoalan kemasyarakatan maupun kemanusiaan. Lestari Nurhajati, Peneliti dari Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR mengatakan peluang kerja sama penelitian dengan berbagai negara sangat luas. "Sehingga menjadi penting jaringan kerja sama antarpeneliti, antarbidang keilmuan ini dilakukan dengan semangat kolaborasi ke depan," kata Lestari yang sekaligus anggota pengurus ARCHIE.
ARCHIE diharapkan dapat berkontribusi secara privat, sosial, maupun global. Diharapkan juga output penelitian dapat mendorong kesejahteraan dan dapat meningkatkan Global Competitiveness Index 4.0 Indonesia yang berada di level 50 dari 141 negara juga meningkatkan Global Innovation Index Indonesia di Peringkat 85 dari 131 negara. Asosiasi ini dipastikan dapat menjadi media untuk para peneliti, akademisi dan praktisi bidang komunikasi, humaniora, informatika, dan teknologi dari Indonesia dan mancanegara bertukar pikiran serta berkolaborasi menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat di seluruh dunia.
Wakil Ketua ARCHIE, Siswantini Yenni, menjelaskan, ada tiga bidang yang menjadi interest ARCHIE, yakni komunikasi, humaniora, dan teknologi. “Humaniora bidang ilmu yang berfokus pada manusia dan budayanya, sementara teknologi merupakan salah satu hasil kebudayaan modern dan postmodern. Sementara hasil riset-riset komunikasi dapat menjembatani gap antara budaya dan teknologi," kata Siswantini.
Dr Ulani lebih jauh menjelaskan, ARCHIE membawa misi untuk mewujudkan para peneliti Indonesia dan mancanegara yang berintegritas, professional, berdaya saing global, maju dan berpihak pada kemanusiaan. Dalam mewujudkan visi tersebut asosiasi menetapkan visi untuk 15 tahun ke depan yakni:
(1) Meningkatkan profesionalisme peneliti yang beretika;
(2) menegakan kode etik dan perilaku peneliti selanjutnya disebut Kode Etik dan Perilaku peneliti (KEPP) terkait dengan tugas-tugas penelitian, pengembangan dan pengkajian;
(3) Memberikan dukungan pada penegakan hak asasi manusia (HAM) bagi peneliti terkait dengan tugas-tugas penelitian, pengembangan dan pengkajian;
(4) memperjuangkan hak intelektual peneliti dan kesejahteraan peneliti;
(5) memberikan akses fasilitas kepada peneliti; dan
(6) membangun sinergi antara peneliti lembaga penelitian Kementerian, Lembaga Non Kementerian, Pemerintah pusat, dan kabupaten/kota; Perguruan Tinggi, pihak swasta dan lembaga internasional untuk menghasilkan iptek yang berguna bagi kemanusiaan.