Komisi IV DPR RI Dukung Kementan Optimalisasi PSR

Komisi IV DPR menilai optimalisasi Peremajaan Sawit Rakyat perkuat kedaulatan pangan

Kamis , 27 May 2021, 19:13 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI mendukung langkah Kementerian Pertanian yakni optimalisasi Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk memperkuat kedaulatan pangan dan energi.

Di tempat yang sama, Staf Khusus Menteri Pertanian, Prof. Imam Mujahidin Fahmid mengatakan Indonesia memiliki luas lahan sawit 16,38 juta hektar (ha) dengan luas lahan sawit rakyat 6,72 juta ha dan potensi peremajaan sawit rakyat 2,78 juta ha yang umurnya sudah sangat tidak produktif. Kementan terus mendorong optimalisasi PSR yang dapat juga memberikan manfaat untuk menghadirkan areal tanam baru bagi komoditas pangan lainnya yang dapat ditumpangsarikan dengan kelapa sawit.

“Kita harus pikirkan kira-kira komoditi apa yang bisa ditumpangsarikan dengan kelapa sawit yang membutuhkan waktu produksi jangka pendek misalnya kedelai, porang atau kacang-kacangan yang lain yang bisa menghasilkan memberi tambahan pendapatan untuk petani karena petani tidak boleh berhenti pendapatannya. Mereka harus jalan terus,” tutur Imam.

Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Heru Tri Widarto menambakan optimalisasi PSR disamping menjadi program untuk meningkatkan berbagai aspek dalam industri kelapa sawit dari hulu sampai hilir, ternyata juga berpeluang mendorong diversifikasi melalui integrasi dan sinergi dengan sektor lainnya. Lahan kelapa sawit yang diremajakan dapat dikelola dengan sistem tumpang sari selama kurun waktu 3 sampai dengan 4 tahun dengan berbagai komoditas tanaman, seperti jagung, kedelai, kacang hijau, porang, jahe, kunyit dan kencur. 

“Di sektor energi khususnya energi baru terbarukan, memanfaatkan batang kelapa sawit yang selama ini terbuang untuk diolah menjadi Wood Pellet dengan kadar kalori yang lebih tinggi dengan produk serupa dengan bahan baku kayu," tuturnya.

 

"Produk Wood Pellet saat ini dibutuhkan oleh banyak pihak seiring dengan upaya global untuk menurunkan emisi gas rumah kaca menuju Net Zero Emission," imbuh Heru.