Secara keseluruhan, 32 persen partisipan merasa beragam perasaan khawatir di masa pandemi membuat tinnitus mereka terasa semakin mengganggu. Misalnya, perasaan khawatir terkena Covid-19, kekhawatiran finansial, kesepian, dan kesulitan tidur.
Beberapa faktor eksternal di masa pandemi juga dinilai turut memperburuk tinnitus. Sebagian di antaranya adalah peningkatan telepon video, lingkungan rumah yang lebih bising, kegiatan belajar dari rumah, dan peningkatan konsumsi kopi atau alkohol.
"Perempuan dan orang-orang di bawah 50 tahun mendapati tinnitus secara signifikan menjadi lebih mengganggu di masa pandemi,"
Tim peneliti juga menyoroti bahwa pandemi Covid-19 turut mempersulit penderita tinnitus untuk mendapatkan terapi. Kesulitan ini dapat memicu tekanan emosional dan perburukan gejala tinnitus yang lebih jauh.
"Ini seperti menciptakan sebuah lingkaran setan," papar tim peneliti.