Jumat 03 Sep 2021 06:17 WIB

Studi: Dua Dosis Vaksin Bisa Tekan Risiko Long Covid

Sebagian penyintas mengalami long Covid berbulan-bulan setelah sembuh.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Pengidap long Covid bisa merasakan brain fog sebagai tanda gangguan neurologis. Risiko mengalami long Covid turun pada orang yang telah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19. .
Foto:

Penelitian telah menemukan bahwa mendapatkan dua dosis vaksinasi secara signifikan mengurangi risiko terkena virus, termasuk dalam hal mengembangkan gejala jangka panjang. Namun, di antara orang yang rentan, risiko tetap cukup signifikan terjadi.

"Di antara orang yang lemah sistem imunitasnya, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang tinggal di daerah kekurangan, risikonya masih signifikan dan mereka harus segera diprioritaskan untuk vaksinasi kedua dan booster (dosis penguat)," jelas Steves.

Sementara itu, sebuah studi terpisah menemukan bahwa long Covid kurang umum terjadi pada anak-anak dan remaja, di mana hanya 14 persen yang mengalaminya. University College London (UCL) dan Public Health England mensurvei remaja yang dites positif dan memperkirakan sedikitnya 4.000 anak berusia 11 hingga 17 tahun mungkin mengalami gejala jangka panjang Covid-19  antara September 2020 hingga Maret lalu.

Jumlah kasus long Covid pada anak dan remaja mungkin bisa mencapai 32.000, namun ini masih lebih rendah dari yang diprediksi sebelumnya. Terence Stephenson, profesor di UCL, mengatakan pada Desember, hingga 51 persen remaja dan orang berusia muda mengalami long Covid.

"Jadi, penelitian ini membuat kita melangkah jauh ke depan dengan mengatakan bahwa itu bukan prediksi terburuk selama puncak pandemi, tetapi itu masih sesuatu yang harus ditanggapi dengan sangat serius," jelas Stephenson.

Baca juga : Dominasi Delta, Kemunculan Varian Mu, dan Saran Ilmuwan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement