REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kasus ringan Covid-19 juga dapat meninggalkan dampak jangka panjang pada otak manusia. Penelitian terbaru University of Oxford dan Imperial College of London di Inggris pada Agustus menemukan kecenderungan tersebut.
Mereka sampai pada kesimpulan tersebut setelah membandingkan pencitraan otak dari UK Biobank. Datanya mencakup lebih dari 40 ribu orang di Inggris sejak 2014.
Berdasarkan penelusuran, peneliti melihat ada perbedaan ketebalan materi abu-abu (grey matters) di antara orang yang telah terinfeksi Covid-19 dan yang tidak. Menggunakan pendekatan berbasis hipotesis dan eksplorasi, mereka telah mengidentifikasi masing-masing 68 dan 67 efek longitudinal signifikan yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2 di otak.
Dilansir Fox News, Kamis (30/9), pada kelompok Covid-19, jaringan materi abu-abu berkurang di lobus frontal dan temporal. Sementara itu, pada populasi umum, perubahan volume materi abu-abu lebih besar dari normal pada 401 orang yang telah terinfeksi.
Hasil untuk mereka yang memiliki penyakit yang cukup parah hingga dirawat di rumah sakit sama dengan mereka yang mengalami infeksi ringan. Tampak pengurangan yang nyata dari ketebalan materi abu-abu pada kedua kasus.