Jumat 08 Oct 2021 05:59 WIB

Strategi IBM Rancang Etika Kecerdasan Buatan

IBM ingin mengajak seluruh pegawai untuk berpikir dan bertindak dengan etika.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Kecerdasan buatan (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Kecerdasan buatan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Peran teknologi dalam kehidupan masyarakat makin luas. Namun, semua penerapan teknologi itu harus dilakukan dengan bertanggung jawab.

Hal ini pun telah jadi perhatian serius bagi International Business Machines (IBM). Dikutip dari World Economic Forum pada Senin (4/10), IBM telah menerbitkan sebuah laporan dengan judul Responsible Use of Technology: The IBM Case Study.

Baca Juga

Dari studi itu, dijelaskan bahwa IBM ingin mengawali penyusunan etika kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dengan menanamkan etika pada para pegawai.

Awalnya, IBM meneliti dan menerbitkan makalah berjudul "Learning to trust AI systems", di mana IBM membuat serangkaian komitmen untuk meningkatkan pemahamannya dan menerapkan pengembangan etika AI. Komitmen ini pun ditunjang dengan dibentuknya AI ethics board yang berperan untuk membahas, memberi saran dan memandu pengembangan etika dan penerapan sistem AI.

Dewan ini juga bertanggung jawab untuk mengatur upaya etika teknologi perusahaan secara global. Namun, dewan tata kelola etika terpusat tidak cukup untuk mengawasi  345 ribu karyawan yang bekerja 175 negara. Oleh karena itu, semua karyawan dilatih metodologi ethics by design.

Dari sini, terlihat bahwa memberdayakan karyawan adalah bagian penting dalam membuat etika teknologi bisa berjalan dengan efektif dalam IBM. Lewat langkah ini, maka IBM ingin mengajak seluruh pegawai untuk berpikir dan bertindak dengan etika.

Selanjutnya, IBM mengiringi langkah itu dengan menerapkan nilai dan prinsip etika AI. Oleh karena itu, IBM menghadirkan prinsip dan pilar etika AI serta open-source toolkits.

Open-source toolkits itu terdiri dari AI Explainability 360, AI Fairness 360, Adversarial Robustness Toolbox, AI FactSheets 360, Uncertainty Quantification 360.

Lewat toolkits ini, maka pegawai IBM bisa dimudahkan dalam menyusun algoritma untuk membuat model machine learning yang lebih mudah dijelaskan, mengatasi serangkaian serangan pada machine learning models dan menguji seberapa andal prediksi AI.

Selanjutnya, agar penerapakan etika AI bisa makin luas, maka IBM menjalin kerja sama dengan berbagai institusi. Oleh karena itu, IBM melakukan kerja sama dengan sekolah, universitas dan lembaga penelitian.

Langkah ini pun menegaskan komitmen IBM dalam mendidik masyarakat tentang cara kerja teknologi dan AI. IBM percaya, masyarakat yang lebih terdidik dan pembuat keputusan yang lebih terdidik mampu membuat keputusan yang lebih baik mengenai peran AI di masa depan dalam masyarakat.

Selain itu, IBM juga ingin mengumpulkan masukan dari masyarakat tentang cara AI memengaruhi kehidupan. Dengan cara ini, IBM dapat lebih responsif terhadap dampak sosial AI dan bertindak lebih cepat untuk mencegah atau bereaksi terhadap bahaya.

Lewat rangkaian cara ini, IBM ingin memastikan bahwa AI benar-benar memenuhi janjinya sebagai teknologi yang bermanfaat.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement