REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pandemi membuat industri otomotif mengalami sejumlah gejolak. Selain mempengaruhi pasar mobil baru, pandemi juga mempengaruhi pasar mobil rental.
Dikutip dari Car and Driver pada Rabu (13/9), gejolak itu dipengaruih oleh sejumlah hal mulai dari pelemahan pasar dan keterbatasan kapasitas produksi. Namun, salah satu hal yang memberikan dampak jangka panjang adalah kelangkaan chip.
Karena, kelangkaan chip membuat produsen tak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang mulai meningkat. Hal ini pun membuat sejumlah masyarakat memenuhi kebutuhan kendaraan dengan menggunakan jasa penyewaan mobil.
Tingginya permintaan membuat tarif rental mobil mengalami peningkatan. Diperkirakan, tarif rental pun masih akan bertengger pada level yang cukup tinggi hingga 2023.
Peningkatan harga yang terjadi pada akhir tahun ini sendiri dikarenakan adanya musim liburan akhir tahun. Oleh karena itu, saat ini sejumlah masyarakat di Amerika Serikat (AS) mulai melakukan pemesanan kendaraan rental untuk digunakan dalam berbagai keperluan selama libur akhir tahun.
Biasanya, usai liburan akhir tahun, permintaan kendaraan rental akan turun dan harga akan kembali normal. Tapi, untuk tahun depan, sepertinya hal itu tak terjadi.
Karena, kelangkaan chip kemungkinan masih akan terjadi hingga tahun depan. Artinya, permintaan kendaraan sewa kemungkinan besar masih tinggi dan membuat tarif masih melonjak.
Di AS, biasanya perusahaan rental akan melakukan peremajaan ketika kendaraanya telah mencapai jarak tempuh 80 ribu kilometer. Tapi, karena permintaan masih sangat tinggi dan peremajaan masih terkendala chip, maka perusahaan rental masih menggunakan kendaraan hingga menempuh jarak 140 ribu kilometer pada odometer.
Hal ini pun tercermin dari total penjualan kendaraan untuk perusahaan rental. Pada 2019, total penjualan dari pabrikan ke perusahaan rental adalah sebanyak 1,6 juta unit. Tapi, pada 2020, angka itu turun jadi sekitar 800 ribu unit saja.