Ahad 17 Oct 2021 06:31 WIB

Ilmuwan Temukan Asal Meteorit Kuno,Lebih Tua dari Tata Surya

Meteorit yang dinamai Murchison diyakini lebih tua dibandingkan Tata Surya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Meteorit. Ilustrasi.

Penelitian sebelumnya

Para ilmuwan mengetahui dari penelitian sebelumnya bahwa butir-butiran ini mendahului kelahiran tata surya karena komposisi kimianya berbeda. Liu mengungkapkan butir-butiran ini terbuat dari silikon karbida, yaitu silikon dan atom karbon.

“Tapi silikon karbida tidak terbentuk secara alami di tata surya kita karena kita memiliki banyak oksigen di sekitar kita dan semua atom karbon ini akan berikatan dengan oksigen terlebih dahulu untuk membentuk molekul karbon oksida,” katanya.

Asal paling mungkin dari butiran meteorit ini adalah bintang karbon. Bintang karbon adalah bintang raksasa merah terang yang atmosfernya mengandung lebih banyak karbon daripada oksigen. Untuk mengonfirmasi teori ini, para ilmuwan perlu menemukan apakah komposisi isotop tertentu dalam butiran meteorit cocok dengan yang ada di bintang karbon.

Isotop adalah varietas dari unsur kimia yang sama yang berbeda dengan jumlah neutron dalam nukleusnya. Sementara beberapa komposisi isotop umum di tata surya, jenis isotop yang lain hanya dapat muncul di dalam jenis bintang tertentu.

“Rasio isotop butiran ini sangat berbeda dari apa yang kita lihat di tata surya. Misalnya, pada objek-objek di tata surya, kita bisa melihat rasio karbon 12 hingga karbon 13 sekitar 89. Tapi butiran presolar ini memiliki rasio karbon 12 hingga karbon 13 berkisar antara dua hingga 200, yang dihasilkan dari reaksi fusi pada induk bintang mereka,” ujar Liu.

Hal yang sama berlaku untuk isotop nitrogen, aluminium dan magnesium. Para astronom sangat tertarik apakah komposisi isotop yang ditemukan dalam butir-butiran ini cocok dengan apa yang diungkapkan oleh pengamatan tentang bintang karbon.

Tapi sebelum studi Liu, metode itu tidak meyakinkan. Salah satu alasannya mungkin karena bintang-bintang ini, pada kenyataannya, bukanlah tempat kelahiran butir-butiran ini.

Namun, dia bertanya-tanya apakah penjelasannya bisa lebih sederhana. Liu menyebutkan pengukuran masa lalu menunjukkan rasio karbon dan isotop nitrogen yang jauh lebih rendah dalam butir-butiran itu.

“Tapi saya pikir masalahnya mungkin dalam metode analisis. Butir-butiran ini menghabiskan ratusan juta tahun di medium antarbintang dan miliaran tahun di tata surya kita dan akibatnya permukaannya mungkin telah menyerap bahan-bahan ini,” kata Liu.

Itu berarti bahwa dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan mungkin telah mengukur kotoran yang lebih muda di permukaan daripada butiran presolar itu sendiri.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement