REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paparan polusi udara memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan anak. Dampak buruk polusi udara bisa menghantui anak-anak sejak mereka masih dalam kandungan.
Menurut spesialis anak dari AIIMS Patna Dr Chandra Mohan Kumar, paparan polusi udara pada janin dalam kandungan dapat memicu terjadinya kelahiran prematur. Pada bayi dan anak kecil, paparan udara juga tampak berkaitan dengan masalah perkembangan kognitif.
Menurut Dr Kumar, polusi udara juga merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada anak berusia di bawah lima tahun. Ironisnya, lebih dari 90 persen anak berusia di bawah 15 tahun menghirup udara yang sudah tercemar polusi. Bahkan pada negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, anak yang terpapar polusi udara bisa mencapai 98 persen.
Dr Kumar mengatakan anak menjadi lebih rentan terhadap paparan polusi udara karena mereka bernapas lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Selain itu, tinggi badan anak membuat mereka lebih dekat pada daratan, di mana polutan biasanya mencapai tingkat konsentrasi tertinggi.
"(Sehingga mereka) menghirup lebih banyak polutan," jelas Dr Kumar, seperti dilansir Fit, Senin (29/11).
Polusi udara turut membuat anak lebih rentan mengalami gejala pneumonia menurut spesialis anak dari Lady Hardinge Medical College Dr Rakesh Bagdi. Dr Bagdi mengatakan polusi udara yang mengganggu anak di tahap akhir perkembangan mereka bisa memicu masalah kesehatan seumur hidup.
"Paparan polusi udara di usia dini bisa menghambat pertumbuhan paru-paru," ujar Dr Bagdi.
Senada dengan Dr Kumar, Dr Bagdi mengatakan, paparan polusi udara di usia dini bisa menghambat perkembangan otak. Paparan tersebut juga bisa meningkatkan beberapa risiko masalah kesehatan.
"Seperti asma dan meningkatkan risiko pneumonia," lanjut Dr Rakesh.
Untuk menghindari dampak buruk polusi udara, konsultan senior Dr Rajeev Ranjan menganjurkan agar anak sebaiknya berada di dalam rumah sebisa mungkin. Penting juga untuk selalu memberikan asupan minum seperti air putih atau minuman lain secara berkala dan teratur.
"Olahraga di dalam ruangan dan penggunaan masker merupakan beberapa upaya pencegahan untuk anak," jawab Dr Ranjan.