Rabu 29 Dec 2021 20:36 WIB

Mengapa Anda Masih Perlu Menanggapi Covid-19 dengan Serius?

Meski sudah divaksinasi Covid-19, sekarang bukan saatnya untuk lengah.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Mengapa Anda masih perlu menanggapi Covid-19 dengan serius? (ilustrasi).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Mengapa Anda masih perlu menanggapi Covid-19 dengan serius? (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Covid-19 yang meningkat di beberapa bagian negara, membuat frustrasi, dan menakutkan. Tapi karena varian baru seperti delta dan omicron menjadi jenis yang dominan di Amerika Serikat, tetap penting bagi kita untuk menjaga diri dan orang lain tetap aman. Bahkan jika Anda telah divaksinasi, menerima booster dan mempraktikkan jarak sosial, sekarang bukan saatnya untuk lengah.

"Kita harus tetap waspada karena apa yang kita lihat sekarang disebabkan oleh jarak sosial yang santai,” ujar ahli paru dan intensifivis, Eduardo Mireles-Cabodevila, seperti dilansir di laman Clevel and Clinic, Rabu (29/12).

Baca Juga

Selama dua tahun terakhir, alat seperti kit pengujian Covid-19 di rumah dan vaksin telah membantu kita mengelola virus Covid-19. Terkadang, jumlah kasus infeksi Covid-19 telah menurun, tapi tidak cukup bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyatakan pandemi berakhir.

“Ada saat-saat di mana jumlahnya turun dan memungkinkan rumah sakit untuk dapat mengelola dan merawat pasien di ICU,” ujarnya. 

Ini memungkinkan orang untuk memiliki kehidupan sosial dan melakukan bisnis seperti biasa. Pandemi adalah ketika tingkat pertumbuhan penyakit meroket, dengan lebih banyak kasus setiap hari daripada yang terakhir. 

Dia mengatakan, kita tidak akan memasuki endemik, fase ketika penyakit terbatas pada wilayah tertentu, sampai tingkat dan penyebarannya dapat diprediksi. Bahkan dengan vaksin dan booster yang tersedia, banyak sistem rumah sakit di seluruh negeri melihat jumlah pasien yang tinggi di unit perawatan intensif (ICU), dengan mayoritas dari mereka tidak divaksinasi.

Cara terbaik untuk melindungi diri sendiri dan orang lain adalah dengan divaksinasi. Vaksin menyelamatkan nyawa. “Kami membutuhkan vaksin untuk sampai ke tangan orang-orang sehingga kami dapat melindungi mereka untuk masa depan,” katanya.

Dengan begitu, mereka bisa kembali ke kehidupan nyata dan kita bisa menghentikan penyebaran virus ini.

“Jika Anda divaksinasi dan Anda terkena virus, Anda mungkin tidak sakit, tapi Anda dapat menyebarkannya,” ujarnya. 

Jika berhubungan dengan seseorang yang rentan, Anda memiliki situasi di mana Anda telah membahayakan orang lain. Jadi, penting untuk terus melakukan cuci tangan, memakai masker, batasi pertemuan di dalam ruangan serta tetap di rumah jika merasa sakit.

Varian seperti delta dan omicron telah menjadi berita utama akhir-akhir ini. Virus seperti Covid-19 beradaptasi dan bermutasi dari waktu ke waktu, menghasilkan varian yang bisa lebih kuat dan dapat menyebar lebih cepat.

“Virus yang kita lihat saat ini bukanlah virus yang sama dengan yang kita lihat pada Februari 2020,” ujarnya.

Varian baru yang keluar tampaknya lebih menular dibandingkan yang lain, jadi mereka menyebar dengan sangat cepat. Omicron, varian terbaru, tampaknya menyebar lebih cepat. 

"Jika Anda divaksinasi dan terinfeksi dengan kasus terobosan Covid-19, jenis baru ini hanya dapat menyebabkan gejala ringan dan banyak orang dapat pulih lebih cepat. Namun, banyaknya orang yang terkena penyakit ini meningkatkan jumlah orang yang terkena penyakit parah. Saat itulah sistem perawatan kesehatan mulai kewalahan," jelasnya.

Vaksin melindungi Anda dari penyakit parah. Mendapatkan booster meningkatkan respons kekebalan dan mengingatkan tubuh Anda tentang cara melawan Covid-19 dan variannya. Bahkan jika varian baru muncul, memiliki sistem pertahanan yang diaktifkan oleh vaksin akan membuat Anda terlindungi lebih baik dibandingkan tidak divaksinasi sama sekali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement