Oleh : Qommarria Rostanti, Jurnalis Republika
REPUBLIKA.CO.ID, Bagi Anda yang bukan pencinta K-pop, mungkin pernah bertanya, mengapa musik dari Korea Selatan (Korsel) itu bisa begitu populer? Mengapa para idol begitu sangat digandrungi, tidak hanya bagi mereka yang tinggal di kawasan Asia, tapi juga merambah hingga Barat, tempat di mana pusat dunia hiburan bernama Hollywood berada?
Segala bentuk hiburan dari Negeri Ginseng menjadi fenomena hit global mulai dari musik, film, hingga variety show. Bintang K-pop menawarkan mode dengan rasa yang baru.
Para idola mampu menyaingi selebritas Barat dalam hal orisinalitas. Misalnya terkait kombinasi busana yang dikenakan para idol. Pada awalnya, mungkin Anda akan merasa aneh. Namun tidak dapat disangkal, akhirnya banyak orang yang jatuh cinta pada mereka. Dari sepatu bot hingga celana jeans robek, kemeja longgar, hingga aksesoris unik, mereka mampu “memakainya” dengan cara tersendiri.
Idol K-pop dan staf di belakangnya sangat kreatif dan autentik. Untuk segala jenis musik di seluruh dunia, mereka dapat membuat lebih banyak perbedaan. Belum lagi soal koreografi. Dari konsep imut hingga “gahar” bisa mereka lakoni.
Tak jarang mereka mengombinasikan budaya lain dalam karyanya. Para musisi tersebut sering memasukkan bahasa Inggris ke dalam lirik mereka. Hal itu dimaksudkan agar sebagian besar siswa di banyak negara Asia belajar bahasa Inggris sejak usia muda.
Sebagian besar lagu dalam bahasa Korea (walaupun ada beberapa dalam bahasa Jepang, China, Inggris, Spanyol, dan bahasa lainnya), tetapi musiknya melampaui semua hambatan. Tembang-tembang yang dihadirkan bisa mengekspresikan beragam emosi.
Para idol K-pop adalah pekerja keras yang luar biasa. Dalam sehari, mereka bisa berlatih 12 jam hingga 16 jam.
Tiga perusahaan terbesar di industri hiburan Korea yakni YG, SM dan JYP, adalah agensi yang terkenal karena memilih ratusan trainee muda yang dilatih dalam program pelatihan intensif. Mereka dapat menghabiskan 14 jam sehari untuk melatih keterampilan kinerja mereka. Para idol tidak hanya berlatih untuk diri mereka sendiri, tetapi juga demi mempersembahkan yang terbaik untuk para penggemar.
Keberhasilan budaya pop Korsel saat ini, bagaimanapun, telah lama datang. Istilah Hallyu yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "Gelombang Korea" semakin banyak digunakan untuk menggambarkan popularitas dan penyebaran budaya kontemporer mereka. Istilah tersebut mulai muncul pada pertengahan 1990-an.
Agaknya, niatan untuk masuk ke Hollywood kini bukanlah mimipi. Korsel bisa dikatakan cukup sukses “mengekspor” budaya mereka hingga ke Hollywood. Buktinya, di bidang film, Parasite berhasil menyabet Piala Oscar untuk kategori Film Terbaik dalam ajang Academy Awards 2020.
Kemudian dari bidang musik, BTS memenangkan tiga kategori penghargaan di ajang American Music Awrads 2021.Penghargaan apa saja itu?
Pertama, BTS meraih kemenangan sebagai Favourit Pop Duo or Group mengalahkan empat nomine lainnya yakni AJR, Glass Animals, Maroon 5, dan Silk Sonic (Bruno Mars, Anderson, Paak). Kedua, BTS dinobatkan sebagai Artist of The Year di ajang AMAs 2021, menyingkirkan Ariana Grande, Taylor Swift, Drake, The Weeknd, dan Olivia Rodrigo. Ketiga, BTS meraih piala Favourite Pop Song lewat lagu “Butter”.
Diakui atau tidak, K-pop mulai “mencaplok” industri hiburan global. Album-album baru oleh grup K-pop seperti BTS atau Blackpink kerap menduduki puncak tangga lagu di seluruh dunia.
Pada akhir 2000-an, girl grup Girls' Generation yang dibentuk oleh SM Entertainment menjadi hit besar di Korsel dan Jepang, sedangkan boy band Big Bang yang dibentuk oleh YG pada 2006 juga mulai mendapatkan pengakuan di luar negeri.
Meski begitu, terobosan besar musik Korsel di Barat datang pada 2012 dengan hit global "Gangnam Style" yang dinyanyikan rapper Psy. Video Youtube-nya diklik lebih dari satu miliar kali dalam beberapa bulan. Sekarang, video musiknya di Youtube telah diklik lebih dari 4,3 miliar kali.
Youtube bersama dengan platform streaming lainnya dan juga media sosial berkontribusi pada meledaknya fenomena K-pop. Perusahaan rekaman tidak lagi bergantung pada penyiar yang memutar lagu atau video mereka. Penggemar kini dapat menentukan sendiri apa yang mereka sukai.
Penggemar K-pop atau yang sering disebut fandom memiliki jaringan yang baik. Para idol memiliki basis penggemar sangat partisipatif, dan industri tahu bagaimana menyajikannya.
Agensi yang membentuk grup K-pop secara sadar memilih personel dengan karakter berbeda. Hal ini untuk memastikan agar sebanyak mungkin anak muda dapat mengidentifikasi diri mereka.
Ada hal lain menarik dari para idol maupun pemeran film Korsel. Para artis Korea yang tersangkut skandal, tidak segan-segan untuk mundur dari dunia hiburan. Jika terlibat skandal, jangan harap masih bisa “wira-wiri” di televisi.
Tahun 2022 disebut-sebut menjadi “kebangkitan” K-pop sejak pandemi Covid-19. Sejak dua tahun lalu, sama halnya seperti industri hiburan lainnya, K-pop sempat cooling down. Namun tahun ini, beberapa rencana besar dari para idol siap menuntaskan rindu fandom. Apa saja itu?
Yang pertama, rencana soal album, konser, dan musim penghargaan bagi grup BTS. Penggemar BTS, ARMY, sangat siap membantu idola mereka mencetak sejarah.
Memang belum ada tanggal rilis karya baru yang telah dikonfirmasi. Namun dengan konser Seoul yang telah dijadwalkan dilaksanakan pada Maret, ada kemungkinan BTS akan menggunakan acara tersebut untuk “menggoda” ARMY dengan konsep dan lagu baru. Selain itu, mereka masuk dalam nominasi di ajang penghargaan musik tertinggi di dunia, Grammy Awards. BTS masuk dalam nominasi kategori Pop Group/Group Performance. Ada juga nominasi dari ajang BRIT Awards kategori Best International Grou. Para penggemar berharap BTS mendominasi headline di berbagai portal berita dan media sosial pad kuartal pertama 2022.
Selain BTS, girl group Twice telah menambahkan tanggal untuk konser mereka di Amerika Serikat (AS) pada Februari. Hal ini membuktikan betapa dicintainya grup beranggotakan sembilan orang ini secara global. Pertanyaannya adalah: akankah agensi JYP Entertainment juga akan mengirim grup yang memulai debutnya pada 2015 ini ke Eropa? Sebab, belum lama ini diumumkan bahwa ada festival K-pop bertajuk “K-Pop Flex” pada Mei di Frankfurt, Jerman. Pesta musik ini rencananya dihadiri oleh Monsta X, Enhypen, NCT Dream, dan (G)I-DLE. Jika JYP ingin ikut “tes rasa” di Eropa, maka “K-Pop Flex” bisa menjadi ajang yang ideal.
Februari agaknya menjadi bulan yang sibuk untuk konser K-pop. Konser-konser yang semua dibatalkan akibat pandemi, kini mulai dijadwalkan ulang. Terlepas dari potensi pembatasan Covid-19, grup ATEEZ optimistis menyebarkan musik mereka ke Negeri Paman Sam.
Hal yang tidak dapat dilepaskan dari mendunianya K-pop tentu saja hubungan yang kuat antara penggemar dan idol. Penggemar rela menghabiskan uang untuk musik idolanya. Fandom juga membantu mempromosikan aksi idol K-pop favorit mereka.
Artis K-pop terus berinteraksi dan berkomunikasi dengan penggemar melalui berbagai saluran dan aktivitas penggemar. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan dan memperluas fandom mereka.
Idol K-pop terus berkomunikasi secara aktif dengan penggemar mereka di seluruh dunia menggunakan media sosial, sambil secara bersamaan menunjukkan sisi mereka yang lebih relatable dengan tampil di TV dan melalui streaming video langsung. Penggemar pun merespons dengan baik.
Penggemar idol K-pop banyak yang membuat ulang konten bintang favorit mereka sesuai keinginan mereka. Misalnya dijadikan meme atau video parodi dan membagikannya kepada penggemar lain. Alhasil, konten dari sang artis dikonsumsi berulang dari konten yang sama namun dengan cara yang lebih gres.