Kamis 24 Mar 2022 04:02 WIB

Waspadai Efek Covid-19 yang Berkepanjangan

Long Covid biasanya dialami orang setelah tiga hingga empat minggu usai infeksi awal

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19. Penyintas berpotensi mengalami Long Covid atau efek Covid-19 berkepanjangan.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Penyintas berpotensi mengalami Long Covid atau efek Covid-19 berkepanjangan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Penyintas Covid-19 ternyata belum bisa bernafas lega pada periode awal kesembuhan. Sebab mereka berpotensi mengalami Long Covid atau efek Covid-19 berkepanjangan.

Long Covid biasanya dialami orang setelah tiga hingga empat minggu usai infeksi awal, bahkan jika secara teknis sudah pulih dan dinyatakan negatif dalam tes. Gejala-gejala ini cenderung tidak mengancam jiwa. Tetapi seringkali cukup parah untuk mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

 

"Gejala ini dapat hilang setelah infeksi aktif dan muncul kembali setelah beberapa minggu, atau mungkin mulai lagi dengan infeksi," kata pakar penyakit menular sekaligus Direktur Eksekutif Seraph Research Institute di California, Serhat Gumrukcu, dilansir dari Esquire pada Rabu (23/3/2022).

 

Gumrukcu menduga Long Covid bisa berlangsung hingga berbulan-bulan. “Kami menyebutnya Long Covid karena gejala ini tidak hilang selama lebih dari sebulan dan bahkan bisa bertahan beberapa bulan," lanjut Gumrukcu.

 

Gumrukcu mengatakan Long Covid membuat frustrasi karena seseorang memiliki kasus Covid-19 yang ringan selama infeksi. Namun justru gejala jangka panjang yang sangat sulit untuk dihilangkan. Ia memastikan masih belum ada penelitian yang cukup untuk menentukan apa yang menyebabkan beberapa orang mengalami Long Covid.

 

"Tapi diduga salah satu kemungkinannya adalah jika tidak membiarkan diri Anda cukup istirahat dan pulih sebelum kembali ke aktivitas kehidupan sehari-hari atau sebelum kembali berolahraga secara intens," ujar Gumrukcu.

 

Menurut Gumrukcu, gejala Long Covid yang paling umum adalah kelelahan, masalah memori, sakit kepala, sesak napas, nyeri dada, dan batuk. Bahkan beberapa pasien mengalami masalah jantung seperti detak jantung tidak teratur, dan tinitus (telinga mendengung).

 

"Beberapa gejala di atas, seperti sesak napas dan mengalami nyeri dada kronis dan batuk, juga dapat menambah ketidakmampuan untuk berolahraga, bahkan jika Anda merasa tidak melakukannya terlalu keras," ucap Gumrukcu.

 

Gejala Long Covid lainnya yang mulai muncul pada lebih banyak pasien adalah nyeri otot seperti semua gejala awal Covid. Namun hal ini dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme berbeda. 

 

"Infeksi virus dapat menyebabkan kerusakan sel di paru-paru atau organ lain, dan juga dapat menyebabkan sel darah menggumpal dan membentuk gumpalan yang akan mengganggu sirkulasi darah ke organ mana pun yang menggumpal,” jelas Gumrukcu.

 

“(Penyebab) lainnya adalah aktivasi sistem kekebalan yang diperpanjang terhadap virus. Terkadang aktivasi kekebalan tidak berhenti, mengarah ke berbagai gangguan auto-imun," lanjut Gumrukcu.

 

Oleh karena itu, Gumrukcu menyarankan jika seseorang masih mengalami gejala apa pun setelah minggu keempat sejak dinyatakan positif terinfeksi Covid-19, maka harus mencari bantuan medis untuk mengatasi gejala Covid-19 yang berkepanjangan. 

 

"Dokter dapat membantu Anda menentukan jalan terbaik ke depan agar mudah-mudahan segera kembali sehat lagi," ucap Gumrukcu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement