REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku startup wajib tahu cara menghadapi persaingan ketika menjalankan bisnis. Hal ini bermanfaat untuk menjaga keberlangsungan dan eksistensi suatu produk yang dijual.
Tak menutup kemungkinan, suatu perusahaan akan menawarkan barang atau jasa yang serupa. Oleh karena itu, pelaku startup harus mengembangkan strategi tentang cara menghadapi persaingan startup. Berikut 10 tips berikut agar siap menghadapi persaingan startup:
1. Pahami persaingannya
Lakukan riset mendalam tentang target pasar untuk memahami pelanggan dan bisnis dengan produk dan layanan serupa. Pahami taktik marketing dari pesaing. Pelajari sudut unik yang mereka gunakan untuk menarik perhatian pelanggan, apa yang mereka lakukan dan tidak lakukan.
Apa yang tidak dilakukan pesaing, kita bisa masuk dan coba mengisi celah pasar itu. Sebagai contoh, ikuti apa yang pernah dilakukan Xerox dan Canon di tahun 1980-an. Kedua perusahaan tersebut menawarkan mesin fotokopi tapi harga Canon sangat rendah karena menerapkan inovasi baru yang mengurangi biaya produksi.
Oleh karena itu, Xerox mengikuti strategi ini dan mulai menawarkan mesin fotokopi dengan harga yang lebih rendah. Untuk alasan ini, riset pasar membantu Xerox memahami pesaingnya dan menyesuaikan market.
2. Kenali pelanggan
Sebagian besar pengusaha tidak memiliki data target pasar yang cukup. Sebab itu mereka tidak dapat menjalankan kampanye pemasaran yang efektif.
Pelaku startup perlu memahami pola pembelian pelanggan. Kumpulkan informasi tambahan tentang target pasar untuk menyempurnakan rencana pemasaran dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Di sisi lain, sebagian besar perusahaan mengabaikan kekuatan data, tetapi ini adalah informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi permintaan. Jadi, startup dapat menggunakan analisis Facebook untuk mempelajari pemicu kebiasaan pelanggan.
3. Jadikan produk dan layanan Anda menonjol
Bedakan produk yang dijual dengan produk pesaing, sehingga menganut unsur serupa tapi tak sama. Mulai dari unsur bahan baku, harga, kualitas, layanan, dan nilai istimewa dari produk yang dijual dengan membandingkan produk dari pesaing.
4. Branding
Brand dapat secara efektif memperkuat pesan. Ini membantu perusahaan menonjol dan membuktikan pada pelanggan potensial bahwa produk yang dijual memiliki solusi yang tepat.
Branding memberi keunggulan kompetitif karena menempatkan bisnis di depan pesaing. Jadi, gunakan logo atau nama dan kemasan yang unik untuk produk yang akan kamu jual.
Branding memberi perusahaan berupa suara, citra unik, dan kepribadian yang membedakan dengan pesaing. Hal ini membantu pelanggan mengingat produk ketika mereka memiliki kebutuhan khusus.
Misalnya, ketika memikirkan minuman ringan, Coca-Cola muncul dalam benak pelanggan. Ketika memikirkan platform media sosial yang terbersit yakni Facebook, Twitter, dan Instagram. Hal ini bisa dicontoh dengan memastikan branding produk agar melekat dan akrab bagi pelanggan.
5. Menargetkan pasar baru
Perluas market ke area lain setelah mengunci di pasar pertama. Saat memasuki pasar lain, maka perlu belajar bagaimana menghadapi pesaing baru. Misalnya, jika target sepeda motor kelompok berusia 20-30 tahun, uji dengan kelompok usia yang berbeda (misalnya di bawah 20-an). Dapat juga menargetkan wanita dengan produk ini.
Pasar baru dapat mengembangkan bisnis lebih cepat dari tujuan saat ini. Namun sebelum menerapkan strategi ini, pastikan perusahaan siap untuk pasar baru.