Jumat 27 May 2022 13:56 WIB

Dorong Pendidikan Lingkungan, CarbonX Gandeng IIF

CarbonX bekerja sama dengan IIF mengadakan program pendidikan lingkungan.

CarbonX, bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Indah (IIF) mengadakan program pendidikan lingkungan.
Foto: istimewa
CarbonX, bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Indah (IIF) mengadakan program pendidikan lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CarbonX, bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Indah (IIF) mengadakan program pendidikan bernama “Saya Pahlawan Lingkungan” yang diluncurkan secara resmi di tahun 2019 dan telah diuji coba di 30 sekolah nasional di area Jakarta.

Program bersama dengan CarbonX ini akan dimulai pada bulan Mei 2022 dan berkembang ke area Jakarta Utara. Setelah itu direncanakan pula untuk merambah ke daerah lain di mana pendidikan lingkungan sangat dibutuhkan, seperti beberapa pedesaan di Samarinda dan Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dan direncanakan untuk diperluas ke beberapa lokasi CarbonX di seluruh Indonesia.

Baca Juga

Program ini diharapkan dapat berkontribusi membantu Indonesia untuk mencapai target nol emisi karbon. Co-Founder dan Presiden Komisaris CarbonX, Pandu Sjahrir percaya bahwa CarbonX dan IIF memiliki visi yang sama untuk masa depan Indonesia.

“Saya percaya bahwa saat menerapkan program keterlibatan sosial, sangat penting untuk memiliki mitra dan tim yang tepat. Kami merasa CarbonX dan IIF bersama-sama memiliki semua hal yang diperlukan untuk membuat dampak yang berarti di Indonesia,” ungkap Pandu dalam keterangan persnya, Jumat (27/5/2022).

Untuk memitigasi dampak perubahan iklim, program ini berkomitmen untuk menanam satu pohon mangrove per anak. Harapan CarbonX adalah untuk bisa menjangkau 1 juta anak selama lima tahun ke depan yang artinya akan ada satu juta mangrove ditanam. Pohon mangrove adalah penyerap karbon yang sangat besar dan menyediakan habitat penting bagi ikan remaja dan kehidupan laut yang terancam punah.

Mangrove juga mampu melindungi wilayah pesisir dari erosi dan abrasi – masalah yang banyak dialami oleh masyarakat pesisir di Indonesia. Untuk tahap pertama, akan ditanam pohon pada bulan Agustus di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, daerah yang telah mengalami degradasi mangrove dan erosi pantai.

CarbonX dan IIF berkomitmen untuk mendukung rencana restorasi mangrove Indonesia di masa depan. “Kurikulum sekolah nasional Indonesia tidak memiliki silabus khusus mengenai keberlanjutan lingkungan,” kata Angela Jelita Richardson, Pendiri dan Ketua Yayasan Indonesia Indah.

Sebaliknya, subjek pendidikan lingkungan menyatu dalam mata pelajaran yang berbeda, seperti studi agama Islam atau biologi. Angela yakin ada masalah seputar kualitas pendidikan lingkungan yang diterima di sekolah-sekolah nasional.

“Kurangnya keterlibatan dan minat guru serta kurangnya buku pendidikan tentang pendidikan lingkungan untuk guru dan siswa adalah salah satu masalah utama yang ingin kami atasi,” katanya.

Sementara Co-Founder dan CEO CarbonX, Ken Sauer menyampaikan, beberapa jaringan lokasi CarbonX memiliki arti bahwa keterlibatan lokal dan jangkauan sosial di lapangan adalah elemen pendorong untuk penerapan program restorasi mangrove jangka panjang.

"Bersama dengan IIF, kami merasa bahwa kekuatan kami selaras dalam misi nol emisi karbon dan dapat mendukung hal tersebut,” katanya.

“Misi CarbonX untuk berinvestasi dan mengembangkan aset berdampak besar. Dengan kemitraan bersama IIF, kami yakin bahwa kami dapat meningkatkan kesadaran sosial dan komponen keterlibatan terkait keberlanjutan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mencapai Net Zero,” lanjutnya.

Seperti diketahui, pada konferensi COP26 di Glasgow, Indonesia telah mengumumkan targetnya untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat. Dalam rangka mencapai rencana ini, ahli lingkungan percaya bahwa usaha untuk mendorong pendidikan lingkungan perlu ditingkatkan di seluruh wilayah negara.

Program “Saya Pahlawan Lingkungan” berupaya untuk mengajarkan keberlanjutan lingkungan kepada anak-anak sekolah segala usia – dari prasekolah hingga sekolah menengah kejuruan. Tujuan program adalah untuk memenuhi tingkat kesadaran yang sangat dibutuhkan pada isu-isu lingkungan, khususnya mengenai Air, Limbah, Makanan, hingga Energi.

Program ini menggunakan silabus yang dibuat khusus dalam bentuk buku panduan, yang telah disetujui untuk penggunaan intrakurikuler oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Guru diberikan alat untuk mendidik lebih baik mengenai keberlanjutan lingkungan, misalnya melalui penggunaan empati, yang terbukti mengembangkan peserta didik yang lebih baik, yang lebih terlibat dan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap materi pelajaran.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement