REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Studi terbaru yang dilakukan oleh perawat Emma Hammett dari organisasi medis Inggris First Aid for Life dan perusahaan baterai Duracell mengungkapkan masih banyak anak-anak yang rawan menelan baterai. Studi tersebut dilakukan sebagai pengingat bagi orang tua untuk menjaga baterai jauh dari jangkauan anak-anak.
Ada 2.000 peserta yang ikut berpartisipasi. Dua pertiga orang tua mengatakan tidak yakin apa yang harus dilakukan jika anak mereka menelan baterai. Sementara itu, hampir satu dari empat orang tua mendapati anak mereka bermain dengan beterai di rumah.
Lima puluh tiga persen juga mengakui dengan santai bahwa mereka meninggalkan baterai di tempat terbuka di mana anak-ana bisa mendapatkannya. Padahal, situasi itu bisa menjadi sangat buruk. Sebab, menelan baterai koin dapat menyebabkan reaksi kimia yang mengancam kesehatan dalam waktu dua jam.
Energi dari baterai akan bereaksi dengan air liur untuk menghasilkan soda kaustik yang akan berubah terbakar menjadi dan membuat pendarahan internal. “Meluangkan waktu sepuluh menit untuk memeriksa tidak ada baterai koin yang lepas di sekitar rumah Anda adalah langkah sederhana yang harus diambil untuk membuat rumah Anda lebih aman,” kata Hammett, dikutip New York Post, Ahad (12/6/2022).
Hammett menganjurkan agar para orang tua menemukan semua perangkat di rumah yang berisi baterai koin dan memeriksa keamanannya. Selain itu, jauhka baterai dari pandangan dan jangkauan anak-anak serta lakukan daur ulang dengan cara yang tepat.
Jika orang tua menduga anak telah menelan baterai, dia merekomendasika untuk segera membawa mereka ke ruang gawat darurat. “Bawa anak ke ruang gawat darurat, secepatnya dan jangan ditunda,” tambahnya.