Selasa 14 Jun 2022 23:56 WIB

Sampah Mikroplastik Ancam Ekosistem Laut dan Kesehatan Manusia

Mikroplastik juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia dari makanan laut

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) memperlihatkan sampah plastik medis yang tidak dikelola dengan baik dan dibuang sembarangan hingga mengalir ke sungai di kawasan Ujung Pancu, Aceh Besar, Aceh. Seperti halnya sampah plastik biasa, mikroplastik juga dapat masuk kedalam tubuh hewan karena dianggap sebagai makanan. Salah satunya adalah kerang laut yang menyaring air laut untuk mengambil bahan makanannya.
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) memperlihatkan sampah plastik medis yang tidak dikelola dengan baik dan dibuang sembarangan hingga mengalir ke sungai di kawasan Ujung Pancu, Aceh Besar, Aceh. Seperti halnya sampah plastik biasa, mikroplastik juga dapat masuk kedalam tubuh hewan karena dianggap sebagai makanan. Salah satunya adalah kerang laut yang menyaring air laut untuk mengambil bahan makanannya.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Plastik merupakan suatu synthetic organic polymer yang awalnya sangat bermanfaat dan akrab ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sifatnya yang ringan, kuat, tahan lama, murah, dan mudah dibentuk, membuat  banyak produk berbahan dasar plastik.

Manfaat yang banyak tersebut mendorong produksi plastik di dunia terus meningkat. Pada tahun 1950 produksi plastik hanya berkisar 0.35 metric tons, sedangkan pada tahun 2016 produksi plastik sudah mencapai 335 metric tons.

Hal ini disampaikan Dr. Mufti Petala Patria, dalam Online General Lecture Series di Program Studi Magister Ilmu Kelautan bertajuk “Microplastic Pollution: A Serious Problem in Our Ocean” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI).

"Produksi plastik yang tinggi tersebut sebagian besar akan menjadi sampah. Sekitar delapan juta ton sampah plastik akan dibuang atau terdeposit di laut. Sampah di laut banyak yang terdampar di pesisir pantai dan banyak juga yang mengambang terbawa arus di permukaan laut. Plastik-plastik di lautan tersebut sangat mengganggu hewan-hewan laut," ujar Mufti dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (14/6/2022).