REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Keberadaaan jurnal ilmiah berbasis online journal system (OJS) saat ini memiliki peranan yang sangat vital dalam menunjang dan meningkatkan kualitas perguruan tinggi. Tulisan-tulisan artikel ilmiah diberikan sebuah wadah untuk menampung artikel jurnal ilmiah yakni berbasis OJS. Kebutuhan jurnal versi cetak sudah mulai berkurang dipublikasikan dan diminati.
Adanya jurnal ilmiah berbasis OJS ini merupakan salah satu sarana dalam penggembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kompetensi dalam pengelolaan sebuah jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah ini dijadikan sebagai wadah hasil penelitian baik dari akademisi maupun non-akademisi dan bisa meningkatkan budaya dalam dunia akademisi.
Terkait hal tersebut, Rumah Jurnal UIN Bukittinggi mengadakan workshop dengan tema pengelolaan jurnal imliah berbasis OJS, Kamis (14/7/2022). Workshop ini diadakan secara luring atau face to face. Peserta pelatihan ini merupakan pengelola jurnal UIN Bukittinggi. Workshop tersebut menghadirkan dua narasumber yang sudah profesional di bidangnya. Yakni, Muhammad Nida’ Fadlan SS MHUM (Editor Journal Studia Islamika, Q1 – Scopus – UIN Syarif Hidatullah Jakarta) dan Muhamad Mustaqim MPdI MM (Editor Journal QIJIS (Qudus International Journal of Islamic Studies), Q1 – Scopus – IAIN Kudus).
Moderator pelatihan ini langsung dipegang oleh Ketua Rumah Jurnal, Firdaus Annas MKom. “Kita belajar pada orang tepat, gali ilmunya semoga menular scopusnya, utamanya yang akan submit scopus akhir tahun dan awal tahun depan,” kata Wakil Rektor 1 (WR 1) UIN Bukittinggi, Dr Asyari MSi saat membuka workshop seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (19/7/2022).
Ia berharap, melalui workshop tersebut, para peserta dapat menambah pengetahuan, wawasan dan kompetensi dalam membentuk manajemen pengelolaan jurnal yang profesional dan kompeten. “Dengan manajemen pengelolaan jurnal bagus, berkualitas dan profesional, sesuai dengan syarat akreditasi berdasarkan peraturan akreditasi jurnal nasional dan internasional, maka syarat untuk proses publikasi melalui OJS akan tercapai. Sehingga kualitas sebuah jurnal akan bisa terus ditingkatkan dalam manajemen pengelolaan jurnal,” ujarnya.
Mengelola sebuah jurnal dengan sistem OJS, kata Muhammad Nida’ Fadlan, sangat menentukan untuk meraih kualitas dan menambah poin penilaian akreditasi jurnal. “Jurnal yang dikelola dengan baik secara manajemen editorial workflow mulai dari proses submission, in review, tahap editing, sampai pada tahap yang terakhir yakni publish sesuai naskah jurnal dengan proses review sesuai alur dari mitra bestari,” ujarnya.
Para peserta pelatihan diajak untuk secara langsung mempraktikkan alur editorial workflow dari awal hingga akhir. Penguasaan yang baik akan alur editorial menjadi kunci pengelolaan jurnal. Para peserta menunjukkan antusiasme dan partisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan sertifikat kepada narasumber.
Terakhir, closing statement, Muhamad Mustaqim mengatakan, “Menulis itu di jurnal nasional maupun internasional sama saja, tergantung kualitas penulisnya. Begitupun dengan pengelola jurnal. Keuntungan pengelola jurnal adalah bisa menjadi penulis yang baik karena menelaah artikel. Learning by doing, semakin kita banyak membaca tulisan orang, semakin bagus kita untuk terinspirasi.”