REPUBLIKA.CO.ID,LOMBOK TIMUR -- Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Program Studi Kajian Wilayah Amerika (KWA) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) menggelar Pelatihan Digital Marketing UMKM Kopi di Desa Sapit Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Melalui Pelatihan Digital Marketing bagi UMKM Kopi ini diharapkan dapat menembus pasar global dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di Desa Sapit.
Pada pelatihan tersebut, peserta yang didominasi anak muda mendapatkan penjelasan dari narasumber tentang pentingnya digital marketing dan bagaimana membuat kemasan prodak yang menarik. "Dengan tujuan supaya mereka mampu meningkatkan kemampuan memasarkan produk berupa kopi serta mampu menggunakan teknologi yang ramah lingkungan untuk keperluan pemasaran produk," kata Ketua Program Studi Kajian Wilayah Amerika SKSG Universitas Indonesia Bayu Kristianto, PhD, Senin (9/8/2022).
Bayu mengatakan kopi sebagai produk pertanian masyarakat desa ini semakin banyak memasuki pasar dan dikenal oleh masyarakat luas, serta penikmat kopi pada khususnya. "Harapan besar kita adalah bahwa masyarakat desa ini akan mampu mengelola sumber daya alam yang mereka miliki di tanah mereka sendiri dan tidak menggantungkan sumber kehidupan pada pihak-pihak di luar desa, seperti misalnya perusahaan-perusahaan asing atau instansi-instansi pemerintah," ujarnya.
Bayu berharap melalui pengmas ini, usaha-usaha yang sedang diupayakan oleh para petani dan penggiat UMKM di desa ini dapat semakin maju dan berkembang dengan adanya pelatihan mengenai teknik-teknik pemasaran secara digital. Serta dengan penggunaan alat teknologi terkini dalam proses pemasaran yang turut juga berkontribusi dalam pelestarian lingkungan.
"Kita ingin melibatkan angota masyarakat di desa ini, yang terutama berkecimpung dalam usaha penanaman kopi, dalam kegiatan ini sehingga manfaat dari kegiatan ini bisa dirasakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan," ujar Bayu.
Kepala Desa Sapit H Sriatun S.Pt. menyambut baik pelaksanaan Pengabdian Masyarakat KWA SKSG UI di desanya. "Selama datang dari Jakarta pa dosen dan para mahasiswa yang berkegiatan di desa ini. Kami bersyukur dengan adanya kegiatan ini," kata Sriatun.
Sriatun berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi desa ini. "Saya yakin seyakin-yakinnya," ujar Sriatun.
Peserta mengikuti pelatihan dengan antausias. Salah satu peserta pelatihan, Agus Fatra Wijaya (26 tahun) sudah menggeluti kopi sejak tahun 2017 lalu. Ia sukses hingga kini menjadi Duta kopi Indonesia asal NTB.
Hingga saat ini, alumni Sarjana Pertanian Universitas Mataram ini terus bergerak pada sektor pertanian, yang merupakan bidang pendidikan yang diambilnya. Ia mencoba fokus pada pengolahan kopi, mulai dari pembibitan, jual bibit, jual biji, budidaya hingga menjual yang bubuknya.
Agus membentuk Kelompok Tani Kopi Milenial di Sapit untuk mengembangkan sektor pertanian yang cukup potensial ini. Usahanya untuk mengajak para pemuda milenial terbilang berhasil. Sekitar 20 orang berhasil ia ajak untuk menjadi petani kopi.