Kamis 25 Aug 2022 10:39 WIB

No Gadget, No Life: Muktamar Muhammadiyah dan Tantangan Dakwah Generasi Milenial

Tantangan besar dakwah Muhammadiyah di era generasi milenal.

Red: Muhammad Subarkah
Tarian pengisi acara memeriahkan acara pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Lapangan Karebosi, Makasar, Sulsel, Senin (3/8).
Foto: Republika/Prayogi
Tarian pengisi acara memeriahkan acara pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Lapangan Karebosi, Makasar, Sulsel, Senin (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof Dr Agus Suradika, Pakar Pendidikan UMJ dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta

Istilah milenial (millennial) pertama kali dikenalkan oleh  William Strauss dan Neil Howe dalam buku karya mereka: Generation yang terbit tahun 1991. Buku tersebut membahas sejarah Amerika Serikat sebagai serangkaian biografi generasi.

Dalam perkembangan berikutnya, generasi milenial dipahami sebagai generasi yang lahir pada  1980 - 1990, atau pada awal 2000. Usia mereka saat ini berkisar antara 22–42 tahun. Untuk memudahkan memahami mereka, para pakar memberi sejumlah ciri, salah satu yang sangat kentara adalah “No gadget, no life”.

Gadget merupakan alat kecil yang digunakan untuk mengakses internet. Dengan gadget manusia dapat berselancar mencari berbagai informasi yang mereka butuhkan. Gadget memang dapat memudahkan hidup manusia, tetapi juga dapat menyulitkan dan mencelakakan. Mengutip Alvin Toffler, teknologi itu ibarat pisau bermata dua, dapat digunakan untuk kebaikan, tetapi pada saat yang sama dapat juga digunakan untuk kejahatan.