REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah tim ilmuwan telah menciptakan bahan yang disebut otak buatan, konon dapat "merasakan" sesuatu dan menerjemahkannya menjadi informasi seperti halnya manusia. Para peneliti di Pennsylvania, AS, telah menciptakan bahan seperti karet yang "bertindak seperti otak".
Bahan baru yang dibuat itu dapat memberi mesin kemampuan untuk "merasakan" sentuhan dan sensasi dan menerjemahkannya menjadi informasi, selangkah lebih dekat ke kecerdasan tingkat manusia. Bahan itu mampu mengambil informasi dari dunia nyata, menganalisisnya, dan mengambil tindakan di atasnya. Para ilmuwan di balik penemuan itu percaya bahwa hal tersebut akan membuat material rekayasa dan robot menjadi lebih cerdas dengan memberikan indra fisik.
Profesor Ryan Harne, yang memimpin studi Penn State University, mengatakan bahwa penemuan timnya adalah yang pertama memungkinkan bahan apa pun untuk "berpikir" tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Harne mengakui, timnya telah menciptakan contoh pertama dari bahan rekayasa yang secara bersamaan dapat merasakan, berpikir, dan bertindak berdasarkan tekanan mekanis tanpa memerlukan sirkuit tambahan untuk memproses sinyal tersebut.
“Bahan polimer lunak bertindak seperti otak yang dapat menerima rangkaian informasi digital yang kemudian diproses, menghasilkan rangkaian informasi digital baru yang dapat mengontrol reaksi," kata Harne dikutip dari Daily Star, Senin (5/9/2022).
Ini mungkin terdengar sedikit teknis, tetapi Harne menyebutnya sebagai "bentuk dasar kecerdasan" karena itu berarti mesin dapat menggunakan proses berpikir yang mirip dengan manusia.
Apa yang membuat manusia pintar adalah cara mengamati dan memikirkan informasi yang diterima melalui indra, merefleksikan hubungan antara informasi itu dan bagaimana kita dapat bereaksi. Materi yang dibuat timnya, menurut dia, dapat melakukan hal yang sama.
Memang, materi memiliki ratusan kegunaan yang berbeda karena dapat menerjemahkan input yang berbeda pula menjadi output. Harne dan timnya menunjukkan bahwa itu bisa menafsirkan "kekuatan mekanik" seperti di pabrik dan menerjemahkannya ke dalam jumlah data yang sulit.
Mereka juga mengeklaim otak buatan ini dapat mendeteksi dan menafsirkan gelombang radio dan menggunakannya untuk berkomunikasi melalui sinyal cahaya yang berbeda, atau bahkan digunakan dalam sistem pencarian dan penyelamatan berteknologi AI.