Senin 31 Oct 2022 20:12 WIB

Tak Hanya Merokok, Serangan Jantung Bisa Datang karena Faktor Gaya Hidup

Gaya hidup dan selalu makan makanan sehat bisa mencegah penyakit jantung.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Karta Raharja Ucu
Tanda dilarang merokok.  Merokok dan gaya hidup tidak sehat memicu serangan jantung.
Foto: Reiny Dwinanda/Republika
Tanda dilarang merokok. Merokok dan gaya hidup tidak sehat memicu serangan jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis penyakit dalam dr Zubairi Djoerban mengungkapkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) menunjukkan setiap 40 detik ada satu orang di AS mengalami serangan jantung. Faktor-faktot penyebab seseorang terkena serangan jantung adalah gaya hidup, usia, dan riwayat keluarga dapat meningkatkan mengalami serangan jantung ataupun penyakit jantung.

Lebih dari 50 persen penduduk AS punya satu hingga tiga faktor risiko serangan jantung. "Di antaranya tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi, hingga merokok," kata dr Zubairi saat dihubungi Republika, Senin (31/10/2022).

Selain itu ada faktor risiko yang tidak bisa dihindari seperti usia atau riwayat serangan jantung di keluarga. Namun ia mengingatkan faktor risiko bisa dikurangi dengan cara mengubah faktor risiko. "Misalnya dengan olahraga lebih dari 150 menit per pekan, menurunkan berat badan, banyak makan sayur dan buah, dan setop merokok," kata dia.

Ia juga mengingatkan bagi masyarakat yang pernah terkena serangan jantung dan pernah dioperasi jantung by pass kemudian membaik kondisinya, ternyata ada risiko terulang kejadiannya. Karena itu, ia menyebutkan ada beberapa upaya yang perlu dilakukan supaya tidak terulang kejadiannya.

Pertama adalah rehabilitasi, merupakan program yang penting orang yang memulihkan serangan jantung dan ini harus disupervisi. "Artinya, dia dilatih untuk senam, jalan cepat, olahraga, pernapasan, relaksasi, maka semua orang yang pernah dioperasi ini dalam waktu 4 bulan bisa pulih total. Bahkan, dia bisa olahraga berat," katanya.

Selain itu, ia mengingatkan edukasi mengenai gaya hidup sehat menjadi penting, termasuk makan yang sehat termasuk banyak makan sayur dan buah serta meminum obat untuk mencegah kejadian berikutnya. Misalnya obat anti pembekuan dan menghentikan merokok penting.

Selain itu, konseling juga penting dilakukan untuk memahami bagaimana menghadapi stres dan memperbaiki kesehatan jiwa. "Misalnya Muslim shalat wajib lima rakaat, shalat tahajud," kata dia.

Karenanya dibutuhkan tim supaya rehabilitasi bisa berjalan penyintas dengan baik. Termasuk kontrol ke dokter dan konseling, menjaga nutrisi atau apakah perlu profesional menjaga kesehatan mental.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement