REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diare merupakan salah satu masalah umum yang biasa dialami oleh anak. Dokter spesialis anak dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita dr. Syahminar Rahmani, Sp.A mengingatkan rehidrasi (cairan) merupakan paling yang paling penting dalam mengatasi diare pada anak.
"Terdapat lima pilar dalam tatalaksana atau penanganan diare, dalam hal ini diare pada anak. Pertama yang paling penting adalah rehidrasi (cairan). Kedua, pemberian zinc. Ketiga, pemberian nutrisi. Keempat, antibiotik pada kondisi tertentu. Kelima adalah edukasi," kata Syahminar dalam bincang virtual, Kamis (10/11/2022).
Dia menjelaskan pemberian cairan yang cukup penting untuk dilakukan pada anak tanpa gejala dehidrasi untuk mencegah dehidrasi. Ketika anak diare, air beserta elektrolit ikut keluar dari dalam tubuh sehingga dibutuhkan cairan yang mengandung elektrolit untuk mengembalikan cairan yang sudah terbuang.
Dia menyebutkan oralit untuk anak dibuat sedemikian rupa yang sesuai dengan usus anak. "Jadi jangan pakai yang lain-lain atau minuman isotonik lain. Ada juga yang dalam bentuk seperti botol infus, itu cairan memang dikhususkan untuk anak," kata Syahminar.
Menurut dia, prinsip pemberian cairan oralit adalah sebanyak yang anak inginkan hingga diare berhenti. Namun, imbuh Syahminar, terdapat pula panduan medis supaya memudahkan penggunaan.
Cara penggunaan cairan oralit dalam bentuk kemasan sachet yaitu diencerkan dan dilarutkan dalam 200 cc air. Cairan ini diminum sesuai dengan volume kebutuhan anak.
Syahminar mengatakan cairan oralit juga bisa dibuat sendiri oleh orang tua di rumah. Caranya, air sebanyak 200 cc ditambah garam seperempat sendok makan dan ditambah gula satu sendok makan.
Usia kurang dari dua tahun diberikan 50-100 ml setiap anak diare. Anak di atas dua tahun sampai 10 tahun bisa sampai 100-200 cc.
"Kemudian di atas 10 tahun, anaknya bisa minum sebanyak yang dia mau. Itu ada panduannya untuk memudahkan saja," ucap dia.