Kamis 24 Nov 2022 18:51 WIB

Kenali Ciri Pesan Penipuan di WhatsApp

WhatsApp juga dimanfaatkan oleh sejumlah aktor jahat untuk melancarkan penipuan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Whatsapp
Foto: EPA/Marcelo Sayao
Whatsapp

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebagai platform perpesanan yang paling banyak digunakan, WhatsApp tak hanya digunakan untuk sekadar berkomunikasi. WhatsApp juga dimanfaatkan oleh sejumlah aktor jahat untuk melancarkan penipuan.

Penipuan WhatsApp melibatkan proses yang sangat canggih di mana pengguna tanpa sadar akhirnya berbagi informasi rahasia. Penipu sebagian besar tertarik untuk mengambil informasi pribadi sehingga mereka dapat menyamar sebagai pengguna dan mengakses uang mereka.

Baca Juga

Dalam kasus lain, mereka menggunakan spyware untuk mendapatkan kendali penuh. Ini dilakukan dengan menggunakan kode verifikasi WhatsApp palsu yang seringkali sulit dideteksi dan dilacak kembali. Pada tahun lalu, penipuan WhatsApp telah meningkat sebesar 2.000 persen.

Namun, ada beberapa tips ampuh dan sederhana yang bisa digunakan untuk menemukan pesan penipuan. Berikut tipsnya, seperti dilansir smallbiztrends, Kamis (24/11/2022):

1.Periksa nada pesan: Salah satu cara sederhana untuk memastikan legitimasi pesan adalah memeriksa metode komunikasi. Dalam kebanyakan kasus, penipu mencoba menciptakan rasa urgensi untuk meminta pengguna bertindak tergesa-gesa.

2.Pesan dari nomor tak dikenal: Kecuali scammer telah membajak akun, mereka akan mengirim pesan dari nomor tak dikenal.

3.Tuntutan untuk pembayaran mendesak: Penipu biasanya akan meminta Anda untuk mengirim uang segera melalui situs seperti PayPal yang tidak memerlukan detail bank apa pun.

4.Kesalahan tata bahasa: Kebanyakan scammer menulis pesan dengan kesalahan ejaan.

5.Tidak ada opsi untuk menelepon kembali: Ciri umum lainnya adalah nomor tidak dikenal yang menghubungi Anda umumnya tidak dapat diakses. Dengan kata lain, Anda tidak akan dapat menelepon kembali.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement