REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolesterol tinggi yang dibiarkan tak terkontrol bisa memicu terjadinya penyakit arteri perifer. Ketika penyakit ini sudah terjadi, gejala yang sangat tidak nyaman bisa terasa di lima area kaki.
Kolesterol tinggi bisa menyebabkan terjadinya penumpukan plak di dinding pembuluh darah. Plak merupakan campuran dari zat lemak, kolesterol, produk limbah seluler, kalsium, dan fibrin. Keberadaan plak yang menumpuk bisa membuat pembuluh darah mengeras dan kaku. Perubahan itu nantinya akan memengaruhi aliran darah di dalam tubuh, termasuk aliran darah di kaki.
Aliran darah yang terganggu di kaki bisa memicu timbulnya penyakit arteri perifer atau peripheral artery disease (PAD). Ketika sudah mencapai tahap ini, PAD bisa memunculkan gejala awal bernama klaudikasio intermiten yang bisa memberikan sensasi tak nyaman.
Klaudikasio intermiten dikenal sebagai nyeri otot yang terjadi ketika tubuh beraktivitas. Nyeri otot ini akan berhenti ketika tubuh dalam kondisi istirahat. Pada beberapa kasus, rasa nyeri yang muncul bisa sangat intens hingga membuat seseorang kesulitan untuk melakukan aktivitas, seperti berjalan kaki.
Ada lima area pada kaki dan sekitar kaki yang bisa merasakan ketidaknyamanan akibat klaudikasio intermiten. Kelima area tersebut adalah betis, paha, bokong, pinggul, dan seluruh area kaki di bawah mata kaki. Kelima area ini bisa merasakan sensasi seperti nyeri, pegal, tidak nyaman, kejang otot, kram otot, atau lelah akibat klaudikasio intermiten.
Seiring dengan perkembangan klaudikasio, rasa nyeri yang muncul bisa semakin berat. Rasa nyeri juga bisa tak hilang meski tubuh sedang beristirahat.
Ada beberapa gejala lain yang juga muncul bila PAD sudah terjadi. Gejala tersebut adalah rasa terbakar atau nyeri di area kaki dan jari saat beristirahat, terutama di malam hari saat berbaring, kulit di area kaki terasa dingin, kemerahan, atau perubahan warna kulit pada kaki, infeksi terjadi lebih sering, dan luka pada kaki atau jari yang tidak kunjung sembuh.
Namun, tak jarang PAD juga tak menunjukkan gejala berarti seperti halnya kolesterol tinggi. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memeriksa kadar kolesterol darah secara berkala agar masalah kolesterol tinggi bisa ditemukan dan dikelola sedini mungkin.
Perubahan gaya hidup merupakan salah satu kunci penting dalam menurunkan dan mengelola kadar kolesterol. Salah satu perubahan yang bisa dilakukan adalah berhenti merokok.
Modifikasi lain yang tak kalah penting dilakukan adalah menerapkan pola makan sehat. Hindari atau batasi konsumsi makanan yang tinggi akan lemak jenuh, seperti keju atau sosis. Coba beralih ke makanan yang mengandung lemak tak jenuh, seperti minyak zaitun dan kacang-kacangan.
Perubahan gaya hidup lain yang perlu dilakukan adalah melakukan olahraga secara rutin. Selain itu, langkah menghindari konsumsi alkohol juga dapat memberi dampak baik dalam pengelolaan kadar kolesterol.