Kamis 19 Jan 2023 17:47 WIB

KLB Campak, Bayi yang Belum Vaksin Campak Dinilai Rentan Terinfeksi

Komplikasi campak juga bisa terjadi pada orang dewasa.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Seorang kepala rumahtangga (kanan) menggendong anaknya saat diberikan suntikan vaksin pada kegiatan bulan imunisasi anak di Desa Tibang, Banda Aceh, Aceh, Rabu (14/9/2022). Pemerintah Aceh mengharapkan warga, termasuk kepala rumahtangga turut berperan menyukseskan program bulan imunisasi anak nasional (BIAN) khususnya imunisasasi campak dan rubella sehubungan kasus campak pada anak di Aceh hingga Agustus 2022 mencapai angka 1.100 kasus, sedangkan capaian imunisasi campak rubella kisaran 16,4 persen atau 236.625 anak dari target 1,4 juta anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun.
Foto: ANTARA/Ampelsa
Seorang kepala rumahtangga (kanan) menggendong anaknya saat diberikan suntikan vaksin pada kegiatan bulan imunisasi anak di Desa Tibang, Banda Aceh, Aceh, Rabu (14/9/2022). Pemerintah Aceh mengharapkan warga, termasuk kepala rumahtangga turut berperan menyukseskan program bulan imunisasi anak nasional (BIAN) khususnya imunisasasi campak dan rubella sehubungan kasus campak pada anak di Aceh hingga Agustus 2022 mencapai angka 1.100 kasus, sedangkan capaian imunisasi campak rubella kisaran 16,4 persen atau 236.625 anak dari target 1,4 juta anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ahli telah memperingatkan bahwa campak sangat mudah menular dari orang ke orang. Individu yang rentan terpapar virus campak memiliki peluang 90 persen untuk terinfeksi. Selain itu, orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke mana saja antara 9 hingga 18 orang yang rentan.

Kementerian Kesehatan RI telah mencatat bahwa sampai Desember 2022 sudah ada 3.341 kasus yang dilaporkan di 223 kabupaten dan kota dari 31 Provinsi. Kejadian ini pun telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Baca Juga

Faktor risiko utama tertular campak adalah karena tidak divaksinasi. Selain itu, beberapa kelompok berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi akibat infeksi campak, termasuk anak kecil, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan wanita hamil.

Di Indonesia, vaksin pertama campak rubella bisa diberikan pada bayi usia 9 bulan. Sementara di AS, vaksin campak tidak akan diberikan pada bayi sampai mereka berusia minimal 12 bulan. Karenanya bayi di bawah usia tersebut dianggap paling rentan terinfeksi virus campak.

Bayi menerima perlindungan dari campak melalui kekebalan pasif, yang diberikan dari ibu ke anak melalui plasenta dan selama menyusui. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa kekebalan ini dapat hilang hanya dalam waktu lebih dari 2,5 bulan setelah kelahiran atau saat menyusui dihentikan.

Dilansir dari Healthline, Kamis (19/1/2023), anak-anak di bawah usia 5 tahun lebih mungkin mengalami komplikasi akibat campak. Komplikasi ini dapat berupa pneumonia, radang otak, dan infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Meskipun sering dikaitkan dengan penyakit masa kanak-kanak, orang dewasa juga dapat terkena campak. Orang yang tidak divaksinasi memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

Secara umum, orang dewasa yang lahir pada atau sebelum tahun 1957 secara alami kebal terhadap campak. Ini karena vaksin pertama kali dilisensikan pada tahun 1963. Sebelum itu, kebanyakan orang secara alami terpapar infeksi campak pada masa remaja dan menjadi kebal.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), komplikasi serius tidak hanya lebih sering terjadi pada anak kecil, tetapi juga pada orang dewasa yang berusia di atas 20 tahun. Komplikasi ini dapat mencakup hal-hal seperti pneumonia, radang otak, dan kebutaan.

“Jika Anda adalah orang dewasa yang belum divaksinasi atau tidak yakin dengan status vaksinasi campak, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan vaksinasi. Setidaknya satu dosis vaksin direkomendasikan untuk orang dewasa yang belum divaksinasi,” demikian saran dari CDC.

Lantas berapa lama masa inkubasi campak? Masa inkubasi penyakit menular dihitung sejak paparan dan ketika gejala berkembang. Masa inkubasi campak khususnya antara 10 dan 14 hari.

Setelah masa inkubasi awal, pasien mungkin mulai mengalami gejala yang tidak spesifik, seperti demam, batuk, dan pilek. Ruam akan mulai berkembang beberapa hari kemudian. Penting untuk diingat bahwa pasien masih dapat menyebarkan infeksi ke orang lain selama empat hari sebelum timbul ruam. Jadi jika merasa telah terpapar campak dan belum divaksinasi, Anda harus menghubungi dokter sesegera mungkin.

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Tidak seperti infeksi bakteri, infeksi virus tidak sensitif terhadap antibiotik. Virus dan gejalanya biasanya hilang dalam waktu sekitar dua atau tiga minggu.

Ada beberapa intervensi yang tersedia bagi individu yang mungkin telah terpapar virus. Intervensi ini dapat membantu mencegah infeksi atau mengurangi tingkat keparahannya. Intervensi ini meliputi vaksin campak yang diberikan dalam waktu 72 jam setelah terpapar, serta satu dosis protein pelindung tubuh yang disebut imunoglobulin dan diminum dalam waktu enam hari setelah terpapar.

Dokter juga mungkin merekomendasikan obat asetaminofen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil) untuk menurunkan demam, istirahat untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, banyak minum air, hingga suplemen vitamin A.

photo
Penyakit campak - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement