Selasa 08 Aug 2023 00:30 WIB

Momentum Perbaikan Penyelenggaraan Haji

Percepatan yang dilakukan pihak Arab Saudi mesti direspons oleh Kemenag RI.

Jamaah haji kloter 15 menunggu jemputan keluarganya saat tiba di debarkasi Kertajati, di Indramayu, Jawa Barat, Ahad (23/7/2023). Berdasarkan data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Kertajati per (23/7) malam, kepulangan jamaah haji sebanyak 5.586 dari 15 kloter.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Jamaah haji kloter 15 menunggu jemputan keluarganya saat tiba di debarkasi Kertajati, di Indramayu, Jawa Barat, Ahad (23/7/2023). Berdasarkan data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Kertajati per (23/7) malam, kepulangan jamaah haji sebanyak 5.586 dari 15 kloter.

Oleh : Hasanul Rizqa, Redaktur Agama Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, Puncak ibadah haji 1444 H/2023 M telah berlalu. Saat ini, pemulangan jamaah haji Indonesia, khususnya yang termasuk gelombang pertama dari Makkah, terus berlangsung hingga Selasa (18/7/2023). Adapun proses pemulangan jamaah haji gelombang kedua dari Madinah ke Tanah Air akan dimulai sejak Rabu (19/7/2023) dan dijadwalkan tuntas pada 2 Agustus 2023.

Masa operasional haji 1444 H/2023 M memang belum usai. Bagaimanapun, beberapa kejadian sudah menyita perhatian publik, baik yang sedang berada di Tanah Suci maupun yang memantau dari Tanah Air. Sorotan terutama ditujukan pada pelayanan pada rangkaian puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Pada masa puncak kesibukan di Armuzna, jamaah haji RI tidak seluruhnya mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Beberapa video jamaah Indonesia yang mengeluhkan service yang mereka terima, semisal sajian makanan atau keterlambatan bus yang semestinya menjemput secara tepat waktu.

Video-video itu kemudian menjadi viral di media sosial. Di jagat Twitter, misalnya, beberapa tayangan itu ditanggapi para warganet. Beberapa netizen memberikan komentar yang menyoroti peran negara. Malahan, ada pula yang disertai kata-kata bernada caci.

Di lapangan, legislator yang melakukan inspeksi menyatakan pihak penyedia layanan haji dari Arab Saudi atau mashariq sebagai yang paling dikeluhkan.  Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI sekaligus anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR-RI, Ace Hasan Syadzily. Menurut dia, layanan mashariq tidak memenuhi komitmen selama di Armuzna, khususnya soal kapasitas tenda dan kamar mandi.

“Kami banyak menemukan jamaah yang tidak tertampung dalam tenda di Mina. Termasuk kapasitas kamar mandi yang jauh dari kebutuhan jamaah haji Indonesia. Ditambah lagi manajemen penempatan jamaah saat kedatangan yang sangat amburadul dan acak-acakan. Ditemukan banyak antarjamaah rebutan tenda," kata Ace di Makkah, Arab Saudi, Ahad (2/7/2023) lalu.

Pihak Timwas DPR-RI juga menyoroti distribusi asupan makanan bagi jamaah haji saat di Mina. Distribusi makanan dinilai masih acak-acakan sehingga banyak jamaah yang kelaparan dan letih. "Banyak jamaah (saat di Mina) yang belum mendapatkan konsumsi saat mereka membutuhkan makanan di tengah suasana kecapekan dan letih. Manajemen distribusi makanan juga acak-acakan," demikian catatan Ace.

Merespons “kekacauan” di Armuzna itu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas telah bertemu dengan Menteri Haji Arab Saudi pada 30 Juni 2023. Sebelumnya, Menag bahkan menemui langsung mashariq yang terkait untuk melakukan protes keras langsung. Kementerian Haji dan Umrah Saudi menyatakan komitmen untuk membenahi masalah-masalah yang ada. Kedua belah pihak pun sepakat menerjunkan tim investigasi. Hingga pekan ini, Kemenag masih menunggu hasil investigasi pihak Saudi tersebut.

Terakhir, banyaknya jumlah tamu Allah yang wafat dan hilang juga menuai sorotan. Berdasarkan data Siskohat-Kemenkes RI, hingga Sabtu (15/7/2023), total jamaah haji RI yang meninggal dunia mencapai 635 orang. Angka kewafatan itu merupakan yang terbanyak di urutan ketiga dalam enam tahun terakhir, yakni setelah tahun 2017 (658 jiwa) dan 2015 (627 jiwa).

Kemudian, tiga orang jamaah dilaporkan hilang. Satu orang di antaranya, yakni yang berasal dari Probolinggo, ditemukan pada Selasa (11/7/2023) dalam keadaan wafat di RS an-Noor Makkah. Adapun dua orang lainnya hingga Jumat (14/7/2023) masih dikabarkan masih hilang.

Lebih awal

Dengan adanya sorotan-sorotan pada penyelenggaraan haji 1444 H/2023 M sejauh ini, harapannya kesiapan untuk haji 1445 H/2024 M dapat lebih terbangun sejak dini. Apalagi, pelaksanaan rangkaian haji tahun mendatang sudah disinyalkan akan dibuka lebih awal oleh Pemerintah Arab Saudi.

Kerajaan sudah menetapkan kuota haji Indonesia tahun depan sebesar 221 ribu orang. Bersamaan itu, telah diumumkan pula tahapan persiapan haji 1445 H/2024 M, yakni mulai tanggal 16 September 2023. Adapun untuk proses pemvisaan akan berakhir pada 29 April 2024, atau sekitar 10 hari sebelum mulai dibukanya fase keberangkatan jamaah haji RI ke Arab Saudi.

Percepatan yang dilakukan pihak Arab Saudi mesti direspons oleh Kemenag RI, bukan hanya secara segera, tetapi juga terukur. Dengan demikian, apa-apa problem yang telah ditemui pada penyelenggaraan haji tahun ini bisa diantisipasi dan atau dibuat mitigasinya. Yang terakhir itu penting bukan hanya bagi mereka yang sedang menjadi tamu Allah, tetapi juga publik, bahkan yang sebagai (sebatas) netizen. Sebab, mitigasi memungkinkan tidak munculnya lagi suara-suara sumbang di media sosial, yang lekas viral dan, sayangnya, justru menjadi ajang caci.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement