Sabtu 30 Sep 2023 14:24 WIB

Beri Layanan Pengomposan di Pinggir Jalan, 8,3 Juta Penduduk New York Wajib Pilah Sampah

Sebelumnya, layanan pengomposan sampah hanya menjangkau 3,5 juta penduduk.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Penduduk New York mulai diwajibkan memilah sampah dan memanfaatkan pengomposan di pinggir jalan.
Foto: www.freepik.com
Penduduk New York mulai diwajibkan memilah sampah dan memanfaatkan pengomposan di pinggir jalan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai upaya mengatasi problematika sampah, otoritas New York AS berencana untuk menerapkan layanan pengomposan tepi jalan. Melalui kebijakan ini, sebanyak 8,3 juta penduduknya diwajibkan untuk memilah sampah organik yang dihasilkan di rumah.

Pengomposan dapat membantu mengalihkan berton-ton sampah makanan dari tempat pembuangan akhir, yang menghabiskan banyak tempat dan bertanggung jawab atas sekitar 8 persen gas rumah kaca (GRK) secara global.

Baca Juga

"Layanan pengomposan di tepi jalan telah menjadi tujuan kami yang telah didiskusikan sejak lama. Namun belum ada walikota yang pernah mewujudkannya,” kata komisaris Departemen Kebersihan New York, Jessica Tisch, yang memimpin inisiatif ini.

Tisch mengakui bahwa ini adalah program yang ambisius. Adapun untuk implementasinya, aturan ini akan dilakukan secara bertahap di lima borough New York. Layanan pengomposan tepi jalan dimulai sejak musim semi di Queens, menyusul Brooklyn pada pekan kedua Oktober, diikuti Bronx dan Staten Island pada Maret 2024. Lalu akhirnya Manhattan pada Oktober 2024.

Ketika tiba gilirannya, warga dapat menggunakan tempat sampah pilihan mereka untuk diisi dengan sampah organik seperti sisa makanan dan sampah pekarangan. Sampah yang telah dipilah diletakkan di depan rumah, lalu petugas kebersihan kota akan mengambil sampah tersebut pada hari yang sama untuk didaur ulang.

Layanan pengomposan di New York City sebetulnya telah ada dalam beberapa bentuk sejak 2013, tetapi hanya di beberapa distrik, dan melayani sekitar 3,5 juta penduduk. Secara keseluruhan, penduduk New York menghasilkan 24 juta pon sampah per hari, sepertiganya dapat dijadikan kompos. Sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir, di mana sampah tersebut mengeluarkan metana, gas yang 25 kali lebih kuat memerangkap panas daripada karbon dioksida.

Mungkin yang lebih penting bagi warga, pengomposan juga merupakan cara untuk mencegah tikus. Walikota New York, Eric Adams, telah menjadikan pembasmian tikus sebagai fokus utama pemerintahannya, dan pengomposan menjadi salah satu cara efektif.

“Sampah makanan yang membusuk di kantong-kantong sampah di jalan menarik perhatian tikus. Agar lebih menarik antusiasme warga memilah sampah, kami tidak banyak bicara soal metana, tapi lebih banyak tentang tikus dan bagaimana pengomposan di tepi jalan adalah strategi mitigasi tikus yang brilian,” kata Tisch seperti dilansir Fast Company, Sabtu (30/9/2023).

Setelah dikumpulkan, sampah akan dikirim ke fasilitas pengomposan untuk dijadikan tanah, atau dicerna secara anaerobik dan diubah menjadi biogas untuk menghangatkan rumah. Setiap wilayah bekerja sama dengan perusahaan swasta yang berbeda untuk menangani sampah.

Di Brooklyn, Waste Management of New York akan mengirim sebagian besar material ke digester anaerobik di Greenpoint. Adapun di Staten Island, ada fasilitas kompos seluas 33 hektar yang dikelola oleh Denali, sebuah perusahaan pengelolaan sampah yang mengalihkan 97 persen sampah dari Super Bowl tahun ini di Phoenix.

Sudah ada hasilnya. Sebelum diluncurkan secara permanen pada bulan Maret, Queens meluncurkan proyek percontohan pengomposan universal pada musim gugur lalu, yang mengalihkan 13 juta pon sampah organik. "Itu adalah kesuksesan yang luar biasa," kata Tisch.

Program ini juga dilakukan dengan biaya yang relatif murah, yang akan menjadi sangat penting untuk mengembangkannya ke seluruh New York. Untuk menghemat biaya, kota ini menggunakan truk dengan dua tempat sampah untuk mengumpulkan kompos dan sampah secara bersamaan, serta mempekerjakan lebih banyak petugas kebersihan sehingga tidak perlu mengeluarkan lebih banyak uang untuk upah lembur.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement