REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina Foundation berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) menggelar program berkaitan dengan upaya konservasi hijau. Di mana, keduanya menggelar peningkatan kapasitas masyarakat dalam aktivitas ekonomi dan pengembangan komoditas non-kayu di Desa Ngrawoh, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat itu mulai dari pelatihan keterampilan hingga pengembangan inovasi ramah lingkungan. Untuk mendukung pelaksanaan program, Fisipol UGM dan Pertamina Foundation menyerahkan hibah insentif bagi tiga kelompok sasaran, yakni kelompok tani-ternak, kelompok perempuan, serta kelompok pemuda.
"Dalam Hutan Pertamina-UGM, kami tidak hanya menanam pohon tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar,” ujar Senior Manager Program Pemberdayaan Masyarakat Pertamina Foundation Rohmat Pujipurnomo lewat keterangannya, Rabu (31/1/2024).
Hal itu dilakukan dengan tekad untuk turut serta berkontribusi pada penanganan perubahan iklim lewat solusi berbasis alam. Selain itu, pihaknya juga ingin ikut mendorong kemandirian masyarakat lewat penciptaan mata pencaharian alternatif bagi mereka. Program tersebut mendukung konservasi hijau sesuai dengan fungsi Hutan Pertamina-UGM di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK).
Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni Arie Sujito mengatakan, kegiatan itu adalah bagian dari komitmen UGM. Di mana, kata dia, kampus memiliki ilmu, sementara Pertamina Foundation memiliki sumber daya, dan masyarakat memiliki semangat.
"Semangat itulah yang akan menjadi kekuatan untuk bangkit,” tutur Arie.
Dalam seremoni penyerahan insentif yang berlangsung di Pendopo Balai Desa Ngrawoh, Arie menuturkan pentingnya peran komunitas sebagai wadah bagi masyarakat untuk berkembang bersama-sama. Arie juga menuturkan, salah satu prinsip dari pemberdayaan adalah kemandirian. Ia berharap, bantuan yang diberikan dapat dikelola bersama dengan baik, dan menjadi modal awal bagi masyarakat untuk bangkit.
“Bantuan diberikan bukan untuk kemudian dihabiskan, tetapi untuk dikembangkan. Kalau ada masalah yang lain bisa membantu, dan kalau ada cerita sukses itu bisa dibagi ke yang lain. Konsepnya adalah gotong royong, sehingga kalau bisa sukses masyarakat sukses bersama-sama,” ucap dia.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Dekan Fisipol UG. Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja sama, dan Alumni Fina Itriyati. Dia berharap kemandirian berasal dari warga sendiri. Masyarakat semakin teredukasi, dan bisa membuat inovasi dari warga sendiri.
Insentif pengembangan usaha yang diberikan bagi kelompok tani-ternak meliputi 45 ekor domba beserta sejumlah peralatan pendukung, sedangkan insentif bagi kelompok perempuan berupa peralatan pembuatan keripik dan batik jumputan, seperti kompor tekanan tinggi, alat perajang, dan sealer.
Untuk kelompok pemuda, insentif yang diberikan mencakup peralatan elektronik seperti laptop, tripod, dan ponsel. Peralatan ini diharapkan dapat digunakan para pemuda untuk membantu mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Desa Ngrawoh melalui kegiatan riset dan pemasaran.