REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Metana adalah salah satu dari gas rumah kaca yang menjadi perhatian. Kepala Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hidayat menyatakan, metana dapat terakumulasi di danau melalui proses alami seperti dekomposisi bahan organik di sedimen.
“Peningkatan level metana dapat memiliki implikasi dengan memberikan kontribusi pada emisi gas rumah kaca, yang dapat berdampak pada pemanasan global,” ungkap Hidayat seperti dikutip dari keterangan tertulis, dikutip Sabtu (2/3/2024).
Pada kondisi aerobik, jelas Hidayat, bakteri penghasil metana berkembang dengan baik apabila tersedia sumber karbon dari penguraian bahan organik. Karena itu, penting untuk memantau dan memahami dinamika metana di dalam air, untuk manajemen ekologi dan mengatasi kekhawatiran terhadap iklim.
Kelompok Riset Dinamika Proses Perairan Darat BRIN, Cynthia Henny menyebut, ekosistem akuatik bisa menjadi sumber dari gas rumah kaca, dan diperkirakan memberikan kontribusi sebesar 32 hingga 58 persen dari total emisi gas metana alami bumi.