REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam memperingati Hari Bumi 2024, platform investasi emas Treasury meluncurkan program keberlanjutan Green Gold. Program ini dibentuk guna mengajak para investor untuk berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, dengan menetralisasi jejak karbon dari investasi emas.
CEO Treasury Andreas Santoso, mengatakan bahwa inisiatif ini dirancang untuk memudahkan investor dalam investasi emas yang berkelanjutan. Inisiatif ini didorong oleh dampak lingkungan yang ditimbulkan dari sektor investasi dan pertambangan, termasuk emas. Di mana dalam setiap produksi 1 gram emas, setidaknya menghasilkan 28,2 kilogram gas karbon yang dilepaskan ke atmosfer.
“Green Gold adalah cara kami mendefinisikan ulang arti berinvestasi emas. Di mana kami ingin mengajak para investor tidak hanya memilih emas sebagai aset yang terus meningkat nilainya, namun juga berkontribusi dalam menjaga lingkungan hidup yang berkelanjutan. Ini adalah sebuah gerakan menuju praktik investasi yang bertanggung jawab, yang memprioritaskan keberlanjutan lingkungan hidup agar hari esok lebih baik dan lebih hijau," kata Andreas dalam peluncuran program Green Gold di Jakarta, Senin (24/4/2024).
Untuk setiap transaksi beli emas yang dilakukan melalui inisiatif Green Gold di Treasury, jelas Andreas, investor telah berkontribusi menanam pohon dan terlibat dalam proyek pengurangan jejak karbon yang dirancang untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan, yang disebabkan oleh aktivitas penambangan dan perdagangan emas.
“Bekerja sama dengan Jejakin, nantinya setiap investasi emas dengan Green Gold, Treasury akan menanam pohon di daerah yang mengalami deforestasi. Upaya ini akan membantu penyerapan karbon dan juga pemulihan habitat dan pelestarian keanekaragaman hayati,” kata Andreas.
Andreas mengklaim bahwa Treasury berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon yang diakibatkan dari kegiatan penambangan dan investasi emas, sehingga investasi emas di Treasury tidak meninggalkan jejak karbon atau karbon netral.
Para investor, kata Andreas, akan menerima laporan secara berkala mengenai proyek penanaman pohon dan pengurangan jejak karbon. Dengan demikian, para investor dapat memantau kontribusi atas investasi emas mereka di Treasury.
"Kami percaya bahwa untuk meraih kemakmuran finansial, bisa dilakukan tanpa mengorbankan keberlanjutan bumi kita ini. Green Gold merupakan langkah revolusioner dalam mewujudkan investasi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup,” kata Andreas.
Chief Growth Officer Jejakin, Sudono Salim, menambahkan bahwa nantinya pohon yang akan ditanam adalah pohon trembesi dan nangka. Menurut dia, kedua jenis pohon tersebut mampu menyerap karbon dengan sangat baik. Misalnya untuk pohon trembesi bisa menyerap sekitar 28,5 ton karbon per tahun.
“Pohon-pohon tersebut nantinya akan ditanam di suatu kawasan di Lampung, dan akan mulai penanaman pertama mungkin di enam bulan ke depan setelah kami menghitung berapa banyak investasi green gold nya. Setelah penanaman, kami akan terus memberikan report secara berkala kepada para investor,” kata Sudono.