REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Resto The Surosowan menjadi unit usaha non baja pertama dari PT Krakatau Sarana Properti (KSP) yang melakukan ekspansi ke Jakarta. General Manager The Royale Krakatau Rury Ilham optimistis, The Surosowan dapat diterima oleh pecinta kuliner Jakarta dan mengulangi sukes di Cilegon.
“Bisnis rumah makan itu kan memang harus punya keunikan tersendiri agar bisa bersaing dengan yang lain. Di Cilegon, The Surosowan ini dikenal sebagai resto yang ikonik dengan konsep Kerajaan dan dengan pemandangan lapangan golf. Di Jakarta, kami juga akan mengusung konsep yang sama dengan menghadirkan menu makanan khas Banten seperti Rabeg, Sate Bebek dan Sate Bandeng, dll. Selain itu The Surosowan Jakarta juga menyediakan makanan Western dan Lokal Khas lainnya. Para Chef berpengalaman di Hotel bintang 5 sengaja didatangkan untuk menghidangkan makanan bercita rasa tinggi," ujar Rury dikutip pada Rabu (21/8/2024).
Rury menambahkan, The Surosowan Jakarta mengambil lokasi di Gedung Krakatau Steel Building Management (KSBM) di Jalan Gatot Soebroto. Meski baru akan dibuka, Rury yakin The Surosowan Jakarta bisa bersaing dengan tenant lain yang ada di sekitarnya.
“The Surosowan Jakarta punya kapasitas untuk 80 orang, kami juga punya ruangan private yang bisa digunakan untuk rapat dengan kapasitas 13 orang serta smoking room untuk 10 orang. Jadi, kami menawarkan tempat yang nyaman dengan sentuhan desain perpaduan dua Kerajaan Banten yakni Surosowan dan Kaibon dengan sentuhan industri yang estetik untuk para pebisnis membahas bisnis mereka di The Surosowan Jakarta maupun juga Family dan pekerja kantoran si sekitar Gatot Subroto yang diapit oleh berbagai gedung perkantoran ,” kata Rury.
Menu andalah The Surosowan Jakarta antara lain Rabeg dan lamb shank. Selain itu juga ada Hot Stone Steak, Hote Stone Salmon dan Seafood serta Tomahawk. Menurut Rury, menu tersebut menjadi andalan resto untuk bisa menarik calon pengunjung. Selain itu juga masih ada Italian Pizza dan kopi gula aren yang juga menjadi favorit di The Surosowan Cilegon.
Meski berada di gedung perkantoran, The Surosowan Jakarta buka setiap hari dari mulai pukul 7 pagi hingga pukul 9 malam. Rury menambahkan, The Surosowan Jakarta tidak hanya melayani makan di tempat tapi juga bisa untuk catering.
“Kami juga menyajikan hidangan sarapan pagi untuk para pekerja kantoran yang mungkin tidak sempat sarapan dirumah.Selain itu konsep kami ini menjemput bola. Kami siap mensupport anak perusahaan yang ada di KSBM ataupun perkantoran didekat sini untuk menyiapkan makanan atau menyajikan camilan untuk rapat, Jadi perusahaan lain yang ada di gedung KSBM juga bisa memesan katering dari kam dan tidak perlu repot lagi memesan dari luar, semua layanan makanan dan minuman semua tersaji lengkap di The Surosowan,” ujarnya lagi.
Sebagai unit usaha baru di luar Cilegon, Rury yakin The Surosowan Jakarta bisa memberikan pemasukan tambahan bagi PT Krakatau Sarana Properti. Hal itu dikarenakan bisnis Food & Beverage masih memperlihatkan tren positif di sepanjang tahun ini.
“Untuk target penjualan The Surosowan Jakarta kami akan berusaha untuk mencapai revenue tahap awal sekitar Rp300 juta per bulan. Semoga seperti layaknya di Cilegon, akan banyak pengunjung loyal yang bersantap sarapan pagi, makan siang dan dinner. Para pengunjung nantinya juga bisa merasakan atmosfer kesultanan Banten dan intimate dengan para pelayan kami termasuk juga untuk urusan rasa mereka akan tertarik datang lagi ke tempat kami dan keunggulan lainnya, tentu saja The Surosowan juga bisa di booking untuk kegiatan event sepeti gathering perusahaan, meeting, bahkan untuk kegiatan keluarga seperti arisan, acara lamaran atau perayaan lainnya," ujar Rury.
Rury menambahkan, industri makanan dan minuman harus terus bertransformasi dan melakukan inovasi. Selain itu, diperlukan juga penerapan teknologi yang bisa membantu mengembangkan dan mengolah bahan makanan agar bisa menaikkan harga jual. Apabila melihat tren saat ini, Rury optimistis industri makanan dan minuman bisa menjadi salah satu motor penggerak ekonomi Indonesia.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman, pertumbuhan industri makanan dan minuman hingga kuartal kedua sudah di atas 5%. GAPMMI optimistis pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia mencapai 7-8% hingga akhir tahun.
Sektor industri makanan dan minuman juga merupakan kontributor terbesar terhadap pembentuk kontribusi sektor industri pengolahan non-migas yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Sampai pada triwulan pertama tahun 2024, struktur PDB industri pengolahan non migas didominasi oleh industri makanan dan minuman yang berperan sebesar 39,91%, atau 6,47% dari total PDB Nasional.