Senin 04 Nov 2024 10:04 WIB

Dukung Ekonomi Hijau, Sedaya dan HLY Battery Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik

Kerja sama ini diharapkan dapat berkontribusi pada sektor ekonomi hijau.

Rep: Dian Fath Risalah / Red: Satria K Yudha
Sedaya dan HLY Battery bekerja sama bangun pabrik baterai kendaraan listrik.
Foto: Sedaya
Sedaya dan HLY Battery bekerja sama bangun pabrik baterai kendaraan listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Smart Electric Vehicle Indonesia (Sedaya) menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan JiangXi HuaLiYuan Lithium Energy Co., Ltd. (HLY Battery) untuk mengembangkan fasilitas manufaktur baterai kendaraan listrik di Indonesia. Kerja sama ini bertujuan memperkuat pertumbuhan kendaraan listrik (EV) dan mendorong transisi menuju energi berkelanjutan.

Dengan pengembangan fasilitas manufaktur teknologi baterai lithium mutakhir, diharapkan dapat mengurangi jejak karbon dan mempromosikan penggunaan energi terbarukan. Penciptaan lapangan kerja dan pengembangan rantai pasokan lokal juga akan mendukung ekonomi hijau yang berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi sambil menjaga keseimbangan lingkungan.

Kerja sama ini mencerminkan visi bersama untuk mengurangi emisi karbon dan mempromosikan energi terbarukan, menjadi contoh konkret kontribusi industri terhadap keberlanjutan global.

Pabrik baterai yang akan dibangun akan mengintegrasikan teknologi lithium terbaru dari HLY Battery dengan keahlian Sedaya di pasar EV Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, memfasilitasi transfer teknologi, dan membangun rantai pasokan lokal untuk baterai lithium.

“Kemitraan ini sangat penting dalam mempercepat transisi energi berkelanjutan di Indonesia. Kami ingin meningkatkan akses terhadap baterai berkualitas tinggi dan mendukung komitmen negara untuk mengurangi emisi karbon," kata CEO Sedaya, Arief, dalam keterangannya, Senin (4/11/2024).

CEO HLY Battery, Xiong Zhude, menambahkan bahwa kemitraan ini sejalan dengan misi perusahaan untuk mendukung adopsi kendaraan listrik dan teknologi energi terbarukan secara global. Konstruksi pabrik dijadwalkan dimulai pada awal 2025, dengan operasi diharapkan berlangsung pada akhir 2026.

Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada inovasi dan efisiensi energi, tetapi juga berkontribusi pada ekonomi hijau Indonesia, menjadikan negara ini sebagai pemain utama di pasar kendaraan listrik global.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement