Jumat 26 Nov 2010 23:42 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Agama Surya Dharma Ali meminta Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) untuk okus membangun karakter bangsa. Pasalnya, nilai-nilai budaya bangsa lambat laun kian terkikis oleh paham-paham baru yang cenderung merusak. Permintaan itu disampaikan Menag saat menerima kunjungan pengurus Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di ruang kerjanya, Gedung Kemenang, Jakarta, Rabu (24/11).
Suryadharma mengatakan faktor utama penyebab pergesaran nilai-nilai di masyarakat adalah propaganda dan tayangan media yang dinilai lebih mengutamakan logika bisnis ketimbang etika dan pendidikan. Menag menilai seharusnya keberadaan media memadukan kedua kepentingan tersebut maka peran media bisa dioptimalkan guna menyajikan tayangan-tayangan yang bertanggungjawab dari sisi moral dan etika.
Karena itu, menang meminta kontribusi ICMI untuk menjalankan aksi nyata yang diawali dengan pembinaan dan pemberdayaan lingkungan keluarga. Salah satunya, dengan kembali mengaungkan gerakan nasional wajib belajar di keluarga.
Selain soal pendidikan, Menag juga meminta ICMI untuk lebih berperan dalam kancah politik. Peran itu tidak dimaksudkan dalam bentuk politik praktis melainkan dalam bentuk sokongan perjuangan suara dan kepentingan umat.
Menangapi permintaan Menag, Ketua Bidang Kaderisasi ICMI, Teuku Abdulloh Sani mengatakan perlu diwujudkan segera kurikulum pendidikan karakter yang menitikberatkan pada implementasi nilai-nilai dalam kehidupan sehari. Pasalnya, Bangsa Indonesia membutuhkan reformasi moral yang melibatkan semua pihak. Tak hanya pejabat pemerintah tetapi juga di lembaga pendidikan. Sani menilai Indonesia, perlu belajar dari Cina meski negara komunis tetapi nilai dan tradisi tetap dijaga.