REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penetapan HPP berdasar kualitas menjadi salah satu yang setidaknya dapat dipertimbangkan dalam penetapan kebijakan perberasan. Menteri Pertanian, Suswono, mengatakan saat ini kendala yang dihadapi Badan Urusan Logistik (Bulog) terletak pada instrumen HPP dan penetapan sesuai standar kualitas HPP.
“Untuk itu sekarang sedang dikaji supaya Bulog bisa lincah dan kebijakannya bisa menyangga tugasnya secara optimal untuk menjaga stok beras nasional dan stabilitas harga beras, salah satu pilihannya dengan HPP yang multikualitas,” kata Suswono, usai upacara Korpri di Kementerian Pertanian, Senin (29/11).
Saat ini Bulog kurang menyerap beras karena terkendala harga di petani yang lebih besar dari ditetapkan pemerintah. “Kalau dengan kualitas dan harga yang ada sekarang Bulog tidak bisa serap, maka Bulog harus impor karena stok harus diperkuat. Dengan harga di dalam negeri di atas HPP, impor hal yang lumrah,” ujar Suswono.
Impor yang dilakukan Bulog pun dinilainya tidak akan menjatuhkan HPP di petani. Untuk memenuhi stok beras ke depannya, ia menambahkan Bulog bisa memanfaatkan hasil dari food estate.
Namun di sisi lain, ia menuturkan produksi padi Indonesia diperkirakan surplus. “Berdasar hasil angka ramalan III tahun ini produksi meningkat 2,46 persen, dengan demikian diperkirakan terdapat surplus 4 juta ton,” kata Suswono.